WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR
CERITA DEWASA MENJADI PSK POLWAN AYU, Hasrat-Bispak22 Hujan menyongsong kembalinya Sani ke kota. Tetapi ke mana arahnya? Rumah orangtuanya sendiri telah tidak kembali menyambutnya. Keluarga besar? Insiden baru saja telah merusak kepercayaannya pada keluarga besarnya. Dengan uang tinggal, Sani cari angkutan ke arah tempat tinggalnya yang paling akhir, asrama polwan. Selepas masalah Ryoko usai, Sani memanglah kembali lagi ke sana. Tetapi ia cuma mendapatkan sodoran tas berisi barang pribadinya dan tanggapan dingin dari penjaga di muka.
"Sebab telah dicoret, Anda telah tidak punya hak tinggal di sini kembali. Ini sejumlah barang Anda."
Satu kembali maksud Sani. Kombespol Bambang Harjadi. Sani hampir kekurangan uang. Namun ia sukses sampailah dalam rumah besar Bambang Harjadi yang sepi. Lagi-lagi…
"Bapak tak berada pada tempat, sedang ke luar negeri," kata bintara penjaga rumah dari balik kaca sempit pos jaga.
"Kapan pulangnya?"
"Maaf, Mbak ini pentingnya apa ya? Bapak ke luar negeri buat pekerjaan negara. Bila tidak ada kepentingan penting, saya tak dapat tolong."
Sani tak dapat menanyakan selanjutnya lantaran sang penjaga langsung tutup gorden jendela kaca pos jaga.
Habis…! Sehabis lembaga serta keluarga, Bambang Harjadi lantas udah matikannya. Tidak ada kembali manusia yang pengin membantu JuaSani. Dengan cara goyah dan jiwa tergoyang ia jalan terseok jauhi rumah Kombes Bambang, saluran air matanya tidak nampak di tengah-tengah siraman hujan deras.
Seandainya ada Ryoko…
Ryoko telah kau khianati!
Tetapi ia penjahat!
Apa perbedaan dengan diri kamu? Walaupun penjahat, malahan Ryoko tidak pernah mengkhianatimu kan?
Mana beberapa orang baik? Mana keluargamu? Mana lembagamu? Mereka orang baik kan? Tidakkah malah beberapa orang baik mengkhianatimu?
Nyaris dua jam Sani jalan gak pastinya arah, serta hujan terus turun dengan deras. Sani telah tidak perduli kembali, dia betul-betul kehilangan pegangan. Berulang-kali ia tergelincir, serta terciprat sewaktu kendaraan lewat di sebelahnya. TEET TEEET! Sani melihat. Seseorang pengendara motor ada pada sampingnya, serta berucap padanya,
"Ojek, Non?"
CERITA DEWASA MENJADI PSK POLWAN AYU
Sesaat Sani tercenung. Lantas ia memilih untuk naik ojek itu. Ke mana saja dibawa, ia tidak peduli…
"Ke mana?"
Sani menggumam tidak terang. Tetapi sang tukang ojek seakan mengerti… dan ojek juga meluncur tembus hujan, di tengahnya kota yang ke arah senja.
Mendekati malam…
"Penonton. Afair penyergapan jaringan prostitusi Ryoko yang menyertakan pelaku polwan buka kembali fase baru waktu beberapa waktu ini dalam masyarakat mulai tersebar video porno yang dikira diperankan JP, pelaku polwan itu. Walaupun begitu Kepolisian mengatakan video itu tidak ada hubungan dengan kasus ini dan bukan libatkan JP. JP sendiri dikenali sudah distop secara tidak hormat lantaran bisa dibuktikan melaksanakan pelanggaran code etik…" Tayangan kabar malam terus menyiarkan sejumlah hal yang menikam Sani.
"Maati'iiin TV-nyaaa…" nada Sani menyambat panjang ditingkahi gelak tawa sejumlah lelaki.
Mereka tengah ada dalam satu warung kecil di teritori kotor, di tengahnya asap rokok, kulit kacang, dan botol-botol minuman keras. Suara berbicara Sani melantur lantaran ia sendiri telah tak kuat mengusung kepalanya dari meja. Ia mabok. Ia dibawa ke warung itu oleh sang tukang ojek dan dibuat mabok.
"Eh aku ada videonya yang berada di tivi itu loh!" heboh seorang laki laki di dekat Sani. "Saya diberi sama sang Kus tukang pulsa di muka. Pengin melihat gak?"
Beberapa kawannya merubung. Orang itu memutar video di HP-nya. Bunyinya diperkuat. Dan kedengarlah desah hasrat Sani di warung itu.
"Oh! Ahh! Entot akuu!! Ngh! Nguhh!"
Beberapa laki laki itu, tukang ojek, preman, pedagang asongan, tukang parkir, pengangguran, ketawa serta memberi komentar kotor menyaksikan kesenangan kecil di tengahnya dinginnya hujan yang bersambung sampai malam dan menyiram warung itu.
"Eh Non, pengen turut tonton film hebat tidak?" Sang tukang ojek tadi memboncengkan Sani membawa kepala Sani maka dari itu Sani dapat lihat video di HP temannya.
WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR
Seorang temannya kembali, nampaknya preman, mengelus paha Sani. Sani yang mabok tidak sanggup menentang sewaktu dimainkan begitu. Di atas meja warung ada juga koran murahan yang mengekspos beberapa poto Sani sewaktu tengah menyaru jadi pelacurnya Ryoko. Video itu terang dari camera video Ryoko yang diambil alih di saat penangkapan di dermaga, serta beberapa foto berawal dari penyidikan Savitri. Seandainya Sani masih memiliki pikiran jernih, ia pantas syak wasangka dengan bocornya semua bukti itu ke pers—pasti ada permainan orang dalam. Tapi bergelas-gelas minuman keras udah mengaburkan akalnya. Sang preman mendapat paras Sani dan menciumnya dengan paksakan. Berbau alkohol di satu mulut berbicara berbau alkohol di mulut lain. Kawan-kawannya justru tepok tangan serta menyemangati. Mereka tidak jelas, tak perduli, siapa wanita elok ketidaktahuan yang dibawa sang tukang ojek ke arah tempat kongkow mereka itu. Alkohol serta video porno memancing birahi mereka dan bertepatan ada wanita…
"Lonte yang lu membawa cakep ya. Persis yang di video!" kata sang pemilik HP.
"Asal-asalan lu, yang di video kan polwan?"
"Eh sudah tengah malem nih. Saya pengen tutup!" kata seorang, nampaknya pemilik warung. "Marilah bayar, tidak boleh di ngutang! Lu pada membuka botol saja hingga sepuluh…"
Sang tukang ojek lalu omong, "Sori Bang, aku kagak ada uang. Ni cewek saja menumpang gak bayar. Tetapi kalau aku bayar gunakan ia saja bagaimana?"
"Iktikad lu apa bayar gunakan ia?" kata sang pemilik warung.
"Lu bisa gunakan ni cewe seenak lu, bagaimana?" sang tukang ojek menjajakan.
Sementara sang tukang ojek usaha ‘menjual' Sani, sang preman lagi menciumi serta menggerayangi Sani. Ia lalu memaksakan Sani minum satu gelas minuman keras kembali.
"Oke," kata sang pemilik warung sembari memerhatikan tamu wanitanya yang mabok itu. "Tetapi gua terlebih dulu yang gunakan ia. Aku kagak pengin sisa elu di."
"Tutup dahulu warungnya," kata sang tukang ojek. Sang pemilik warung langsung tutup jendela dan pintu warung. Beberapa orang dari sana singkirkan seluruh yang ada pada atas meja, lalu mengangkut badan Sani serta meletakkannya celentang di atas meja, disediakan menjadi tempat pemuasan gairah.
Pagi…
Sani terjaga dari tidur dengan kepala sakit, hangover. Badannya berasa linu, semuanya ototnya pegal. Bisa ia rasakan kulit punggungnya sentuh alas kayu—Dia sadar ia tertidur telanjang. Perlahan-lahan ia buka mata dan dilihatnya sinar matahari yang udah cukup tinggi.
"Ahh…" rintihnya, berasa kepalanya sakit.
"Telah bangun?" kedengar nada wanita di dekatnya.
"Kepala… sakit…" keluh Sani.
"Rata-rata minum hingga sampai ketiduran di sini ya?"
"Auhh… gak tau… Tubuh… sakit semua…" Sani cuman dapat bercakap putus-putus. Ia belum memandang siapa wanita yang bercakap dengannya.
"Sampai tak gunakan busana begini. Mari, bangun, gunakan busana dahulu."
Sani bangun dengan kerja keras, lalu pakai kembali busananya yang berantakan. Ia juga sadar dalam vaginanya ada beberapa sisa sperma. Ia terkenang peristiwa-kejadian sama saat masih menyusup, ia tertidur sehabis layani lelaki, ditinggalkan demikian dengan benih mereka dalam dianya sendiri.
"Ada… kamar mandi di sini?"
"Ada air berada di belakang," kata sang wanita sekalian menunjuk. Sani sekarang dapat lihat ia: wanita 40-an dengan rambut keriting, muka keras yang tetap masih sedikit tersisa kecantikan, tank luar biasa kusam, dan kuku bercat merah yang gak rapi.
Sani ke arah belakang warung, di situ ada WC jongkok simpel yang kotor dengan ember dan gayung. Menghentikan jijik, ia bersihkan diri sekedarnya, lalu kembali lagi ke tengah warung.
"Tukasnya Alip kamu pengen cari kerja di wisma?"
"Alip? Wisma?"
"Tukang ojek. Barusan pagi ia omong membawa kamu kesini ujarnya kamu pengin cari kerja."
Sani rada kebingungan.
"Kebingungan? Baru pertama kesini yah? Tempat ini namanya Kalirotan," sang wanita memperjelas, sembari menghidupkan rokok.
CERITA DEWASA MENJADI PSK POLWAN AYU
"Kalirotan. Oh…" Sani tahu nama itu. Nama satu diantara lokalisasi kelas bawah di kotanya. Statusnya 1/2 legal.
"Oh ya kenalin. Nuri…" kata wanita itu sekalian menyalami. "Betul pengen kerja di wisma? Kamu cukup cakep. Di tempatku saja ingin?"
Sani termenung mengolah penawaran wanita itu.
"NGENTOT!!"
"MINGGAT LU BANGKE!!"
BUKK! BRAK! DUGG!!
Seorang laki laki jatuh di jalanan. 2 orang lelaki lain menyepak serta menginjaknya. Laki laki yang jatuh itu kerja keras berdiri serta selanjutnya sukses kabur. 2 orang yang serangnya memaki.
"Ooii ribut-ribut apa sich itu?" teriak Mami Nuri dari dalam warung tendanya.
"Orang main tidak bayar Mbak!" orang tadi menyepaki berteriak membalasnya.
"Gaduh benar-benar sich,"
Omel Mami Nuri sekalian melihat ke jalan. Orang lelaki berdiri di luar warung. Bapak-bapak 1/2 baya, kumisan, dengan rambut tipis serta pakaian kusam. Gantenggnya seperti karyawan rendahan, laki laki yang tidak berhasil mendapatkan kesuksesan walau sebenarnya usia produktifnya nyaris habis. Tetap Mami Nuri menyambutnya dengan bagus, menyilahkannya duduk di sofa depan serta tiada disuruh langsung memberikan botol minuman. Mami Nuri lalu panggil anak buahnya. 5 orang wanita langsung merapat dan menempatkan diri di muka sang bapak. Wujud mereka bermacam macam, dari ABG kurus kering hingga STW montok. Berbau jenis-jenis wangi-wangian murahan bertubrukan di hidung sang bapak. Beberapa pelacur kelas bawah itu usaha tampil seksi, obral belahan dada serta paha, akan tetapi kesan-kesan murahan tidak dapat raib. Namun sang bapak berasa ini malam keberuntungannya. Di lokalisasi kelas bawah yang ia datangi itu, nyatanya ada pula yang cukup. Ia menunjuk wanita yang ada di dalam tengah. Wanita itu memakai blus tanpa lengan putih tipis dengan bra hitam berenda membayang di belakangnya, rok superpendek kotak-kotak, sepatu hak tinggi. Rambut panjangnya dikuncir ekor kuda, maka dari itu sepasang telinganya yang digelantungi anting lingkaran nampak. Meskipun riasannya semenor lainnya, dengan bedak tebal, lipstik merah, eyeshadow biru, dan bulu-bulu mata palsu, mukanya masih tetap lebih elok.
WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR
Sang bapak menunjuk ia. Sang bapak memutuskan Sani. Udah dua minggu Sani ada di sana, melacur di warung remang-remang Mami Nuri. Ia serius berasa gak miliki harga diri kembali selepas dibikin malu di mata masyarakat, dicoret, dibuang orang-tua, dikhianati keluarga, dan paling akhir digilir oleh sekumpulan begundal kelas teri sewaktu mabok. Karenanya ia lantas gak berpikiran beberapa macam sewaktu Mami Nuri menjajakan tugas. Ia tidak berasa dianya sendiri wanita baik. Apalah kembali ia selainnya sama hal yang ditudingkan pelosok dunia, seluruhnya orang padanya? Ia pelacur. Lonte. WTS. Disini daerah yang layak buatnya, di mana seluruhnya orang didalamnya tidak punyai harga diri. Di mana seluruhnya wanitanya mengangkangkan kaki untuk uang. Sani tersenyum dan menggamit sang bapak keluar warung remang-remang Mami Nuri, selepas sang bapak bayar minuman yang tidak disuruh dan harga kemahalan. Mereka tuju kamar tempat kencan—sebenarnya tenda tertutup dengan dipan bambu dan kasur didalamnya. Dari tenda-tenda lain kedengar desahan dan rintihan palsu banyak pelacur murahan yang lagi bekerja. Satu-dua preman berjaga-jaga di situ. Seperti tersebut kehidupan Sani saat ini, intinya sama dengan tugasnya di bawah Ryoko dahulu, tapi kelasnya berbeda jauh. Dari kamar hotel bintang lima ke warung tenda. Dari juta-an ke seratusan ribu.
Dari entrepreneur, petinggi, pejabat ke pengemudi, kuli, preman. Sani gak repot ajak berbicara atau kenalan sang bapak, dia terus menanggalkan baju laki laki hidung belang itu, lantas menelanjangi diri. Buat memancing hasrat, ia menciumi sekujur badan sang bapak yang tiduran di dipan. Tangan, lengan, ketiak, leher, belakang telinga. Turun ke dada, perut, serta selanjutnya kemaluan. Sang eks polwan langsung menjulurkan lidahnya dan menjilat-jilati kepala burung sang bapak seperti nikmati lolipop. Ketrampilan blowjobnya yang paling terasah waktu bekerja untuk Ryoko tidak lenyap. Selepas membasahi seluruhnya kepala burung itu dengan liur, lidahnya bergerak turun sejauh tangkai, mengelitik pelir, serta terus turun hingga lubang anus.
Sang hidung belang berasa geli-geli nikmat dibegitukan, ia serius untung memperoleh service papan atas pada tempat murahan itu. Lantas Sani mengangkangi badan sang bapak dan menanamkan penis yang basah dengan liur itu dalam vaginanya.
Ia telah tidak berpikiran memakai kondom—dia tidak perduli kembali dengan dianya sendiri, gak perduli kemungkinan hamil maupun penyakit. Sani tersenyum palsu saat lagi ia mulai menggoyang-goyang tamunya lambat, lalu ia tundukkan badan di depan sembari memeluk kepala sang bapak supaya nikmati payudaranya. Sang bapak dengan berbahagia menyusu ke Sani. "Uhhh!! Isep Mas!" bujuk Sani.
Yang lumayan di luar pendapat, nyatanya ereksi sang bapak bertahan lama. Sani memacunya hingga ia sendiri orgasme, tetapi tamunya selalu tegang. Mereka lantas ubah status jadi misionaris, serta sang bapak melecutnya cukuplah lama, kemungkinan 20 menit, hingga sampai ia mandi keringat dan sang bapak pucat.
"Kok nggak keluar-keluar sich! Pakai obat kuat ya?" maki Sani jengkel. Sang bapak nyengir. Rupanya kejantanan hasil dibeli dalam bingkisan! Satu kali lagi Sani orgasme, namun ia tidak menikmatinya. Vaginanya udah berasa kering sebab kelamaan difungsikan.Selanjutnya sang bapak ejakulasi , biarpun disongsong paras cemberut Sani. Sialan! Umpatnya dalam hati. Bapak itu menempatkan uang di atas dipan serta mengeloyor pergi. Sani tergeletak mengangkang, ngilu. Tapi tugasnya belum tuntas. Kecantikan alami Sani udah bikin beberapa lelaki hidung belang menyemut ingin nikmati kemulusan badannya. Serta barusan Sani bangun serta memakai handuk untuk tutupi badan bugilnya, pintu tempat tempat perlawanannya barusan udah buka dengan paksakan.
3 orang preman mabok dan wajahnya gahar masuk dengan semaunya, Salah seorang pada mereka yang nampaknya pimpinan segerombongan tersebut lantas buka resleting celana jeans kusamnya. Sani masih tidak kuat buat menantang, selangkangannya masih perih sehabis digempur penis bandot tua konsumen setia awal kalinya, serta dia betul-betul gak pengin kembali menentang. Dia biarkan saja sang preman menjambak rambutnya, memaksain berlutut di lantai yang cuman diaci seadanya.
CERITA DEWASA MENJADI PSK POLWAN AYU
Lututnya lumayan sakit karena terbentur semen kasar, serta perih saat dia didesak beringsut dekati selangkangan si preman. Preman itu sekalipun tak berperasaan, dengan kasar dia memberikan penis kotor dan berbau punyanya ke mulut cantik si gadis yang sekarang terselak, dan usaha baiknya buat mengesankan lelaki yang sudah bayar badannya buat berikan service terpilih. Sementara dua temannya mulai menelanjangi diri sendiri, lalu memulai melingkari Sani…
lalu memaksakan si gadis men-deepthroat penis mereka juga. Ah… semisal Sani tahu bila banyak preman itu sekali-kali tidak bayar satu rupiah lantas buat nikmati badan cantiknya! Semisal Sani tahu jika Mami Nuri saat ini sedang mengurut dada karena harus melepaskan unggulannya jadi penghasilan uang keamanan yang benar-benar teratur ditagih banyak preman. Serta Mami Nuri cuma dapat mendesah dengar rintihan Sani, erangan si gadis, dan jerit terbendung wanita itu bersamaan badannya yang diberlakukan bagaikan binatang oleh ke-3 preman. Pada akhirnya Mami Nuri cuman dapat terisak lambat saat dia masuk ke kamar dan lihat Sani terlentang semaput tidak punya daya, semprotan sperma penuhi paras, payudara serta sisi badannya yang lain… Vagina si gadis bengkak, dan anusnya membuka…
Nyaris 5 bulan Sani menempuh karier selaku pelacur kelas teri. kecantikannya tidak redup, bahkan juga kenggunannya kian terpancar meskipun dia tidak memakai banyak dandanan seperti beberapa rekannya yang berhias begitu menor untuk mengundang perhatian lelaki hidung belang. Dandanan Sani yang simpel, bahkan juga hampir gak bermake-up justru membutanya jadi begitu anggun, dan mengakibatkan banyak lelaki yang inginkan layanan dari dianya. Kecantikan alaminya, kepasrahan keseluruhan yang dijalankannya membuat konsumennya demikian menyenangi dianya. Serta demikian keseluruhan layanan yang dikasihkan Sani sampai beberapa konsumennya tidak mengenali jika si gadis mulai merekayasa orgasmenya.
Ya, seperti umumnya banyak pelacur yang terus-terusan layani lelaki, Sani juga mulai terasa rangsangan di vaginanya mulai menyusut. sampai dia mulai bergaya untuk bikin banyak tamunya terasa seperti lelaki bagus.
WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR
Walaupun realitanya bila bukan dikarenakan obat kuat, karena itu dalam perhitungan 3 hingga sampai 5 menit jadi banyak lelaki itu udah berejakulasi dalam rahimnya…
Serta sepanjang 5 bulan itu, ketenaran yang didapat Sani mulai membikin orang pelacur yang sebetulnya masih lebih muda dari Sani terasa tersaingi. Lantaran sebelumnya Sani hadir dirinya-lah diva di seluruhnya kompleks Kalirotan.
"Bang…" desah Mira, pelacur belia itu sekalian membelai dada sektor Margo, kepala preman Kalirotan yang paling ditakuti.
"Apa?" kata Margo perlahan tapi dengan suara berani.
"Saya gak sukai dengan sang Sani…" desah Mira dengan manja, bibirnya yang bergincu merah muram ibarat anak kecil yang mau jadi perhatian.
"Sani yang mana?" bertanya Margo sekalian lalu, walaupun sebetulnya dia bisa mengira wanita yang mana dikatakan Mira, karena dia sendiri sudah seringkali cicipi kehangatan dan servis keseluruhan si gadis yang dikasihkan dengan cuma-cuma selaku bonus pembayaran uang keamanan dari Mami Nuri. Tergolong saat tanpa jijik dan geli wanita itu menjilat bersih penisnya yang baru-baru ini menghamburkan benih di anus si gadis…
BERSAMBUNG