WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR
CERITA DEWASA MENJADI PSK POLWAN AYU PART2, Hasrat-Bispak22 Bagaimana tak, 5 bulan lalu, di saat dia tengah menanti anak buahnya menyerahkan hasil keamanan di warung langganannya, tiba-tiba kepalanya ditutup kantung hitam dan sebuah sengatan taser di uluhatinya membuat goyah maka dari itu dia tidak dapat menentang di saat dibawa ke mobil dan dibawa keluar dari Kalirotan. Cahaya lampu yang disasarkan ke parasnya membuat silau. Tangannya terborgol ke belakang bangku. Margo tidak aneh dengan ruangan penyelidikan. Dia telah beberapakali harus duduk di dalam ruangan sesuai itu, bertransaksi untuk keamanan Kalirotan yang sesungguhnya…
Tetapi ini kali keinginan, bukan… perintah yang diterimanya cukup unik. Dia jadi belum kenal siapa interogatornya ini kali. Nada pria itu demikian dalam, sampai dia juga mengaku kalaupun dia jadi menyimpan hormat ke orang itu.
"Margo, saat ini di Kalirotan ada orang baru, namanya JuaSani Putri," kata lelaki itu jadi permulaan. Margo yang kebanyakan tidak sabaran dan berani menentang sekarang memutuskan memerhatikan.
"Dia saat ini tinggal di dalam tempat Nuri. Saya pengen, kau pantau dia… Kau dan anak buahmu bisa pakai ia selaku jasa uang keamanan seperti yang umum kau kerjakan. "
Embusan cerutu cuba mengenai muka Margo. Orang ini top, pikirkan Margo… dia berjumpa musuh yang lebih kokoh ketimbang dianya sendiri.
"Anak buahku akan kerap hadir seperti umumnya, memohon jumlah darimu… serta kamu akan antara mereka buat nikmati wanita itu. Saya pengen wanita itu dijarah mati-matian… kau mesti mengatur sampai tamunya menjadi lebih sebagian dari tempat lainnya, meskipun sebetulnya tanpa ada kontribusimu lantas ia sudah tentu bakal menjadi diva di sana… Sebarkan info, sebarkan mengenai dirinya… kecantikannya, kemolekannya…"
Maro pada akhirnya berkemauan kuat buat bertanya… "Mengapa kau ingin merusak wanita itu demikian rupa… apa kelirunya pada kamu?"
CERITA DEWASA MENJADI PSK POLWAN AYU PART2
Lelaki itu menjawab, "Saya ingin membinasakan dianya, sampai kalau waktunya telah tiba… dia bakal taat sepenuhnya di diriku… Tapi, seblum dia mendapat status yang terhormat di telapak kakiku… dia mesti merasai apakah itu namanya neraka dunia, apakah yang dimaksud neraka jahanam…"
Margo merinding. Lelaki ini hilang ingatan, pikirnya.
Dering Sony Experia Ultra hasil curian bergetar lembut dari sisi meja butut dalam kamar Margo, serta membuat Margo kembali pada alam sadarnya. Dia ambil HP itu dan termangu…
"Ya?" jawab Margo.
"Baik… Siap… Baik… Kerjakan…"
Mira memandang jika Margo menjadi pucat sehabis terima telephone itu… dan Mira tidak pernah lihat Margo setakut itu.
"Siapa Bang?" bertanya pelacur itu manja. Margo menangkal gadis itu.
"KELUAR!" gertaknya, bikin Mira takut.
"Ada apakah Bang?"
"Keluar kataku! Saya pengin urus Sani, kau bisa turut tonton ia disiksa. Tetapi saat ini, keluar!"
Mira lekas keluar rumah Margo yang simpel itu, tetapi hatinya sedikit senang sebab dia dapat mengompori Margo untuk membinasakan Sani. Dia tidak lagi perduli dengan Margo yang sekarang terduduk pucat.
Pembicaraan barusan bikin Margo amat takut. Lelaki itu serius iblis…
"Margo… pastinya saat ini Mira udah memberinya badannya kepadamu sebagai bayaran untuk membinasakan Sani…" kata lelaki itu, yang membikin Margo tercenung.
Bagaimana dia dapat mengetahui?
"Kau bakal lakukan apa yang dia minta… kau membawa Sani ke gudang kosong, bawa ke-10 panglima areamu… silahkan siksa Sani, tiduri mati-matian, tetapi janganlah sampai ia mati… Kau bisa mengajak Mira, supaya ia ikut pula menganiaya Sani buat menumpahkan marahnya…"
"Akan tetapi satu saja perintahku kau langgar… MATI!"
Sani yang lagi berbelanja sayur, cuma memakai tank luar biasa serta celana pendek, gak sangat melihat Mira yang ada dekatinya. Dia merasa wanita itu sama dengan dirinya… cuma tempat penampungan sperma.
"Eh Sani…" sapa Mira bergaya ramah. "Berbelanja?"
WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR
Sani cuma tersenyum simpul, dia lagi tak mau berbasa-basi. Sampai sebetulnya dia sendiri tidak memiliki rekan di Kalirotan. Dia jadi lebih tertutup dalam pertemanan. Yang dia mau melakukan semata-mata buka pahanya lebar-lebar, serta biarkan beberapa lelaki hidung belang kelas teri nikmati vagina, lubang anusnya dan mulutnya dengan maksimal.
"Sani… saya pengen minta bantuan sesaat, saya pengen mengambil barang di gang sisi, saya malas sendiri… mahfum banyak penyuka godain, hihihi!"
Sani yang malas mau sekali menampik, tapi Mira menangkap lengannya dan menariknya ke arah tempat yang lumayan sepi sebelumnya menodongkan pisau ke pinggang Sani.
"Turut gua, anjing! Atau gua tusuk elo di sini!" gertak Mira.
Sani mau tak mau ikuti cara Mira mengarah gang yang ia mengerti sebagai sisi terkejam di Kalirotan, serta tiada satu juga PSK yang cukup normal buat menawarkan diri di dalam tempat itu…
Mira menggerakkan Sani masuk ke satu rumah yang lebih serupa gudang, Dorongannya lumayan keras hingga Sani terjatuh jatuh masuk ke rumah yang gelap itu. Waktu si gadis bangun, dia bisa dengar bila pintu ada berada di belakangnya ditutup. Untuk sebentar, kegelapan keseluruhan.
Byaaaar! Hidup lampu yang tiba-tiba itu membuat si gadis mengerjap karena silau. Dan saat dia bisa mendapat kembali pengelihatannya. Margo dan sepuluh panglimanya sudah mengepungnya. Mira lantas mengambil langkah ke tengah lingkaran, dia dekati Sani dan…
PLAK! Pukulan keras si pelacur yang gak diduga oleh Sani membikin Sani terhuyung. Lantas pukulan serta sepakan terus-menerus Mira membikin Sani terjengkang. Mira yang seperti kesetanan terjang Sani yang terjengkang, jatuh telentang di lantai gudang. Mira menempati perut Sani, dan dengan serampangan memukuli muka Sani, menjambak rambut gadis itu, serta menghantamkannya ke lantai gudang. Cakaran Mira yang berniat mengintai paras Sani tinggalkan sisa di muka mulus si bekas polwan. Sebelumnya Sani menunjuk pasrah.
Akan tetapi perasaannya untuk tetap bertahan kembali tampil. Demikian mendapatkan kesempatan, Sani lekas berikan perlawanan. Dia balas mencakar, menjambak, memukul dan menyepak Mira. Beberapa lelaki ketawa berbuat kurang sopan, ya… terkecuali Margo…Ia menyaksikan model perkelahian ke-2 pelacur di hadapannya itu…. khususnya Sani, pelacur yang paling menjadi perhatian oleh si perwira.
"Aneh… style berkelahinya demikian biasa", batin Margo… "Jadi lebih serupa pelacur berkelahi…."
Ya, Sani sekarang tidak lagi bertanding seperti orang polwan. Dia sekarang cuma berlaga berdasar pada insting survival… serta ini cukup mencengangkan Margo, yang menginginkan jika pelacur yang paling menjadi perhatian ini mempunyai keterampilan berlaga yang dapat membikin si perwira takjub. Akan tetapi, sesimpel apapaun Cat Fight yang terhidang, terang tampak bila Mira mulai kebingungan. Sani sendiri mulai kelihatan kembali lagi ke model berlaganya yang dahulu.
Margo berikan tandanya pada seoang anak buahnya yang dengan bergas menelikung Sani, menjambak rambutnya sampai si gadis meringis dan merintih kesakitan. Mira mengusap darah dari bibirnya yang cedera oleh tonjokan Sani, beres-beres rambutnya yang kusut sekalian dekati si gadis yang meronta kesakitan.
BAM! Mira membantai muka Sani, menimbulkan bibir pecah.
BAM! Pelipis si gadis.
BAM! Hidung Sani… sampai mimisan…
SCRATCH! Kuku Mira yang cukuplah panjang menggores paras Sani sampai tinggalkan goresan membujur dari kening kanan ke pipi kiri sampai ke rahang si gadis. Mira tersenyum iblis memandang muka Sani yang telah dibikinnya cacad itu. Tapi dia belum puas… Dia mengepalkan tangannya dan…
BUGH! Sani hingga sampai muntah serta megap-megap. Mira menggebuk mutlak di uluhatinya. Panglima Margo melepas si gadis yang lekas jatuh terduduk, dan Mira memberinya sepakan keras ke rusuk si gadis, menimbulkan Sani terjengkang serta ringkuk kesakitan.
"Mira! Cukup!" nada Margo yang berani menyudahi cara Mira.
Rupanya Mira udah memegang sebilah pisau cutter. Barusan cutter itu dipakai buat menodong Sani. Mira menyaksikan Sani yang mengerang mengendalikan sakit di perutnya. Tangan yang memegang cutter itu bergetar… Dan Mira ambil langkah maju.
CERITA DEWASA MENJADI PSK POLWAN AYU PART2
Sekarang Margo sendiri yang membantai Mira dangan semaksimal mungkin. Si gadis terjengkang, menjerit kesakitan. Dia menyuruh lima panglimanya untuk memberinya pelajaran pada Mira, yang sekarang beringsut ketakutan. Samar-samar Sani dengar pukulan, sepakan, jerit Mira, bunyi cabikan busana. Tetapi sekarang dia harus pikirkan dianya sendri yang tidak lebih bagus. Margo dekati dianya sendiri bersama lima panglimanya lainnya. Dia coba merayap menjauh, tetapi sebuah kaki yang beranjak telapak tangannya dengan keras membuat menjerit kesakitan.
Sani melihat belati perintah yang digenggam Margo, belati dengan baja opsi yang paling berkilau. Dengan badan tengkurap, Sani haya dapat bergidik rasakan dinginnya baja yang digesekkan dibalik celananya. Baja dingin itu menjalari pantanya yang paling digilai banyak lelaki yang nikmati badannya… pantat sekal yang seolah menarik tiap-tiap lelaki untuk meremasi bongkahan itu, menamparinya, mengigitinya, juga menjilatinya… Dan terpenting lubang cantik yang seperti tidak buka lebar itu sebagai dermaga penis-penis yang sangat sedikit mendapatkan kepuasan sama, baik dari istri resmi mereka atau pelacur yang lain memutuskan tidak biarkan lubang pembuangan mereka dimasuki penis. Sani dapat merasai baja itu mengusung bahan celana pendeknya, serta bunyi robekan perlahan-lahan kedengar, mengisyaratkan bila sekarang kain penutup selangkangannya mulai tercabik dan membikin selangkangan eloknya terkena dinginnya lantai gudang yang kotor serta dingin. Dengan badan masih ditahan telungkup di lantai gudang kembali Sani dapat merasai dinginnya baja belati menjelajahi punggungnya… kemudian…sreeeeeeek! Bahan tanktop tipis itu tidak sama dengan kuatnya baja belati, sampai dengan beberapa pergerakan saja badannya terpajang bebas didepan lelaki bajingan yang selalu memberlakukan banyak karyawan sex komersil ibarat onggokan daging pemuas gairah. Sani masih telungkup di dinginnya lantai gudang yang kotor dan kasar hanya karena berwujud susunan laporkan semen tanpa ada tegel atau keramik. Payudaranya, perut ratanya, pahanya perih karena tergores lantai.
Sani dapat dengar bunyi sabuk yang dibuka. Dia menyediakan dirinya….
CTAAAAR!
WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR
Sani mengigil… tangannya yang dipegangi mengepal dan menggigil… kepala sabuk yang dibuat dari besi itu yang menimpa badannya.
CTAAAR!
CTAAAR!
Sani menjerit sejadinya saat Margo mengcambuki punggungnya, bokongnya, belakang pahanya…
Serta jeritannya tambah kuat saat Margo menyuruh anak buahnya untuk membalik badannya, lalu tiada belas kasihan melecuti Sani, di payudaranya, perutnya, rusuknya, serta di vaginanya….
Jerit kesakitan dan seruan meminta ampun Sani sekali-kali gak digubris oleh Margo yang seperti membebaskan kebencian yang ditahannya sampai kini. Waktu lelaki itu selseai, badan si gadis hancur penuh cedera babatan kepala sabuk, sejumlah bilur di badan si gadis keluarkan darah.
Margo lalu berlutut didepan selangkangan si gadis, turunkan celana, serta keluarkan penisnya… Lalu dengan semaunya menghunjamkan penisnya ke vagina Sani yang bengkak karena babatan sabuk yang berulang kali di situ. Sani cuman dapat mengulet kesakitan, penis Margo menerobos kewanitaannya yang kering. Badan Margo yang melekat di badannya bikin si gadis mendesis lantaran keringat si kepala preman membuat perih bilur dan cidera di badannya. Sani cuma menggeletar menghentikan perih sewaktu pada akhirnya Margo menarik keluar penis yang udah buang sperma ke rahimnya.
"Cicipin tuch perek… sekarang….."
Perintah Margo belum pula usai waktu ke-10 anak buahnya lekas masuk Sani yang cuma dapat mendesah perih, meringis dan menjerit kesakitan. Sementara si kepala preman sendiri bergeser menuju pribadi badan di pojok lain gudang itu. Pribadi Mira yang paling mengiris hati. Pelipis mata si gadis pecah, hidungnya patah, beberapa giginya tanggal, lengannya terlihat patah serta dislokasi.
Pelajaran yang diberi anak buahnya memang kejam… akan tetapi itu penting. Margo berjongkok dekat badan hancur Mira masih yang bernafas meskipun cuma kadangkala.
"Saya telah molorangmu, Mira… namun kamu melawan aku…." tuturnya sembari bangun, menarik samping kaki Mira tuju pintu belakang gudang. Margo menarik badan Mira bagaikan menarik karung rongsokan ke sebuah kandang di atas pentas yang tertutup terpal.
CERITA DEWASA MENJADI PSK POLWAN AYU PART2
Margo membawa badan kurang kuat Mira…
"Tonton baik, Mira… Ini hukuman untukmu," tuturnya sembari buka terpal.
Mata Mira yang lebam sedikit membelalak lihat isi kandang yang dapat memuat 2 orang dewasa itu. Cicit tikus-tikus garang dalam kandang yang kaget karena paparan matahari bikin Mira takut, Ya… hukumannya barusan dimulai… dengan badan sesuai itu, dia gak dapat meronta atau berontak, dia cuma dapat pasrah sewaktu badannya diangkat Margo serta disingkirkan ke kandang tikus itu. Mira merasai sakit, tapi dia tidak akan sanggup bergerak, berteriak atau meronta… Dia cuman dapat merasai kesakitan tanpa bisa mengerjakan apa-apa… merasai badannya perlahan-lahan jadi makanan tikus-tikus kelaparan itu….
Margo menyaksikan anak buahnya yang mengolah Sani. Dua penis anak buahnya tengah membantai anus si gadis secara bertepatan, sementara mulut si gadis diminta mengoral penis buat penis yang disikatkan secara kasar. Vagina si gadis tidak lebih bagus nasibnya… orang anak buahnya sedang menyabet vagina si gadis dengan kepalannya, serta dia gerakkan tangannya dengan benar-benar kasar. Margo melihat menuju kegilaan di hadapannya, sampai laras suatu pistol yang melekat berada di belakang kepalanya membuat tersadarkan. Dan seolah pasukan siluman yang keluar neraka, beberapa puluh prajurit dengan seragam penyamaran komplet menodong ke-10 anak buahnya. Sekarang Margo berdiri dihadapan sepuluh anak buahnya yang berlutut dengan tangan di belakang kepala. Margo tersenyum senang memandang air muka banyak kepercayaannya yang gak mengenali takut itu. Gestur paling akhir yang dilihatnya saat sebelum sebutir peluru yang tembus dahinya membikin nyawanya terbang tinggalkan badannya. Dan figure si bos preman yang berdebam di lantai gudang jadi kisah paling akhir yang disaksikan ke-10 panglima tempat yang gak lama pun ikuti tapak si pimpinan tinggalkan dunia fana ini dengan rasa senang sudah jadi sisi group yang paling ditakutkan, yang tidak mungkin kalah terkecuali diakali seperti itu…
WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR
Pimpinan regu mendekati figur yang lagi kembalikan pistol yang barusan membunuh Margo ke sarungnya.
"Posisi telah ditangkap, seluruh intimidasi udah dinetralisir, laporan tuntas"
Lelaki itu menggangguk dan pasukan barusan selekasnya keluar gudang. Lelaki itu dekati figure badan Sani yang paling kurang kuat…. Mata Sani yang tertutup sperma buka perlahan…
Mulutnya berujar lirih…. "Ba…paaaak?"
Sani terjaga di tempat tidur empuk. Dia meraba sisi lengannya yang dirasa sakit serta merasa jarum I.V di situ. Matanya mengerjap, dan samar-samar dia menyaksikan kamar tempatnya dirawat, rumah sakit dengan fasiitas bagaikan hotel bintang lima. Perawat silih berpindah menjaga badannya, mengembalikan seluruhnya cidera. Mereka serta beberapa dokter berusaha dengan segenap tenaga untuk kembalikan situasi Sani seperti yang lalu. Dan tugas mereka sesuai harapan. Di saat Sani bertelanjang bundar di kamar mandi rumah sakit serta melihat refleksi dirinya sendiri di cermin, dia terpukau. Tidak ada satu cacat juga yang gak diperbarui, sampai sejumlah bekas cidera di badannya baru terlihat jika jadi perhatian dari amat dekat. Lalu, dokter yang menjaganya tiba dan bercakap,
"Selamat Nona, secepatnya anda sudah dapat pulang."
Sani kembali termangu… Ke mana dia bakal pulang? Dengan letoi Sani makan makanan rumah sakit serta minum obat yang dikasihkan kepadanya. Serta entahlah kenapa dia terasa amat letih…. amat sangat letih…
"Tempat tidur ini menjadi lebih empuk", batin Sani sekalian buka matanya…
Dan Sani melonjak bangun dari tempat tidur itu, selekasnya jatuhkan diri berlutut. Dia menangis sekalian merengkuh kaki lelaki yang berdiri dengan wibawa tinggi. Laki laki itu selanjutnya tiba jemput.
"Bapaaaak…" tangis Sani di kaki Kombes Bambang Harjadi, tangis bersedih, tangis berbahagia….
Setahun selanjutnya.
Kombes (Purn) Bambang Harjadi lagi menyaksikan laporan di hadapannya. Dia tersenyum kebapakan pada Sani yang serahkan laporan itu kepadanya. Laporan teratur saja, tentang penghasilan serta pengeluaran. Dari jaringan pelacuran yang dahulu terkuasai Ryoko, tapi saat ini telah jadi kebun penghasilan dirinya sendiri, dengan hasil begitu memberikan kepuasan.
CERITA DEWASA MENJADI PSK POLWAN AYU PART2
Serta lebih ketimbang itu, semua rahasia beberapa client sekarang jadi kepunyaannya, hingga ia kian dahsyat dalam berkuasa dibalik monitor walau ia sekarang sudah pensiun. Tidak kenapa menyudahi karir penegak hukum dengan pangkat paling akhir gak menggapai bintang; toh mereka-mereka yang memiliki bintang di pundak dapat ia pegang kapan saja, lantaran seluruhnya kartu berada pada tangannya. Tahun kemarin Ryoko divonis mudah, cuman 1 tahun penjara. Memanglah itu hukuman optimal buat mucikari. Ada pasal-pasal dengan hukuman lebih berat berkaitan kejahatan trafikking/perdagangan manusia, optimal 15 tahun, tapi advokatnya, Prabu, sukses menangkis gugatan itu, terselamatkan kesaksian Sani dahulu yang menyebutkan jika ia melacur di bawah Ryoko dengan suka-rela. Ryoko sudah meniti waktu hukuman dan bebas.
TAMAT.