CERITA DEWASA PENARI JALANAN BERTUBUH MONTOK DIPERKOSA PART2

CERITA DEWASA PENARI JALANAN BERTUBUH MONTOK DIPERKOSA PART2

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

CERITA DEWASA PENARI JALANAN BERTUBUH MONTOK DIPERKOSA PART2, Hasrat-Bispak22 Muka Juragan yang lebar itu melekat ke muka saya, bibirnya yang lebar melekat ke bibir saya, memaksakan mulut saya terbuka. Duh, lidahnya turut main pula, masuk-masuk ke dalam mulut saya, ajak bergelut lidah saya. Berbeda sekali rasanya dengan cium pipi atau cium tangan, rasanya hangat, geli… Saya kurang sukai berbau mulut Juragan, jijik dengan lidahnya yang basah, tetapi saya terasa tak mau menantang, tidak tahu kenapa… Lidahnya melumat lidah saya, bibirnya melumat bibir saya. Lama sekali kami kecupan, kecupan saya yang pertama, kepala saya terjepit kepalanya. Duh, yang saya kerjakan ini salah tidak ya? Iya, saya mulai sadar saya sedang jual tubuh saya… itu sesungguhnya salah, tetapi kok… mengapa saya jadi tidak perduli? Mengapa saya justru jadi bernafsu memikirkan bagaimana Kedengarannya saya saat ini? Saya hampir telanjang, susu saya habis diremas-remas, bibir merah saya dilahap, serta tubuh saya dihimpit tubuh lelaki. Bunyi-bunyi jilatan, desahan, serta cairan di mulut saya. Serta saya justru kian terlarut. Lidah saya mulai menjilat balik lidah Juragan. Air liur Juragan saya telan.


"Uaahhh…" keluh saya sewaktu Juragan pada akhirnya menarik bibirnya.


Tersisa liur kami dari kecupan basah barusan masih nyantol seperti tali yang menyambung bibir saya serta bibir Juragan.


"Juragan… rasanya kok berbeda ya…" kata saya. "Jiah!"


Saya terkejut waktu Juragan mencubit-cubit pentil saya.


"Bagaimana Denok, kamu senang di cium seperti barusan? Sedap kan?"


"Ahn…" desah saya sebab kesenangan pentil saya dimain-mainkan, karena itu pembicaraan saya telah tidak terlewati,


"Iya Juragan… saya sukai di cium seperti tadi…"


"Betul? Bagus, bagus," Haduh! Juragan nyentuh sisi depan kancut saya! Ujarnya, "Saya membikin kamu jadi sedap di sini ya?"


Juragan menguak kancut saya serta menowel… menowel… itil saya!


"Coba bila begini…"


"Nhaaaa!! Iyhaaah? Aahh… tidak boleh!!"


Seperti kesetrum saya waktu itil saya ditowel serta dikocak jari-jari Juragan. Mengapa ini… kok tubuh saya bereaksi semacam itu?


"Ooh… heehhh… aduh Juragan… kena…pa ini?" saya meracau, kebingungan dengan tubuh saya sendiri.

CERITA DEWASA PENARI JALANAN BERTUBUH MONTOK DIPERKOSA PART2

Saya belum sempat disentuh orang di sisi situ. Sumpah, saya gak tahu ada apakah rupanya. Rasanya ada suatu yang pengen keluar pada tubuh saya… Saya takut. Juragan lagi memain-mainkan itil saya tiada ampun. Rasanya panas dingin, kalang kabut, bergidik! Dan… aduh, nikmat! Ditambahkan lagi, saat ini Juragan memasuk-masukkan jarinya pula ke… belahan memek saya!


"Aduh, aduh, ahh… Juragan! Juragan udah… gak boleh! Ah… saya… saya… aduh juragan ada yang ingin keluar Juragan… aduh…"


Betul-betul, saya berasa seperti pipis… Haduh bagaimana ini, masa' saya pipis di muka Juragan? Jari-jari Juragan lagi main di kemaluan saya, dan gak tahu mengapa, saya malahan ngangkat-ngangkat selangkangan saya!


"Uuuuaaahhh… iyaaA!!"


Bobol-lah pertahanan saya selanjutnya, serta kedengar bunyi "criiit" dari itil saya yang memuncratkan suatu hal.sebuah hal.  Aduhhh… malunya. Saya terasa seperti baru saja pipis di tempat tidur Juragan. (Terakhir saya mengerti itu bukan pipis). Tapi… kok rasanya nikmat serta begitu nikmat, hingga ada yang keluar tubuh saya selepas itil serta memek saya dimain-mainkan Juragan? Sampai saya angkat pinggul saya?


"Haahh… haduhh…" Saya terengah, seusai ngecrit, tubuh saya seperti habis terkena strum atau kesambar petir. Duh, sinting tenan. Hingga sampai gemetar. Juragan senyuman di muka muka saya, sembari omong, "Nach, itu buat awalannya, Denok…"


Dan tidak diduga saja, Juragan udah membuka celana, dan melekatkan… melekatkan… anunya di belahan memek saya!


"Aduh, Juragan…! Itu… Kok ditempel ke anu saya?!" kata saya. Memanglah saya belum mengetahui banyak berkenaan tubuh laki laki dan wanita.


"Ini namanya kontol, Denok," Juragan mengatakan, "Kontol ini pengin masuk ke memekmu…"


Saya melotot menyaksikan anunya Juragan yang besar serta berurat itu. "Tapi… namun gak akan muat, Juragan!"


"Gak apa-apa… Kukasih kamu tiga puluh ribu kembali kalaupun kamu pengen kumasuki."


Kesempatan ini Juragan tidak tunggu jawaban saya. Beliau langsung turunkan tubuhnya yang besar itu, menekan tubuh saya di bawahnya. Dan anunya… kontolnya… masuk ke memek saya! Ampuun! Sakit! Saya sampai njerit!

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

"AaaaAAAA!! Aduuuu!!"


Juragan mendengus dan menggerung. "Huoooh! Kamu masih perawan ya Denok!? Sempit sekali!"


Perawan? Aduh biyung… saya disetubuhi Juragan! Tubuh Juragan yang berat menindih tubuh saya, dadanya menggencet susu saya, kontolnya yang besar itu mencoblos memek saya… menerobos kehormatan saya… Saya terasa sakit campur nikmat campur malu… Aduh, Bapak, Simbok, saya sudah tidak perawan kembali!


"Saya masuk lebih dalam kembali, ya, Denok?" Juragan menanyakan tanpa menanti jawaban, menerobos jadi dalam ke anu saya. Saya hanya dapat bernada ah uh saja. Lantas perlahan-lahan Juragan menarik kontolnya sampai keluar semua… Beliau capai belakang kepala saya, suruh saya menyaksikan. Di kontolnya nampak bintik darah, darah perawan saya! Haduh biyung. Juragan tertawa, lalu beliau cium bibir saya kembali. Sekalian mencium, anunya ia tambahkan kembali ke memek saya.


Saya njerit kembali, tetapi mulut saya ketutupan mulutnya. Seterusnya Juragan selalu nggenjot saya, masuk keluar, masuk-keluar, makin lama lebih kuat. Tubuh saya digoncang-guncang, kepala saya menenggak-nenggak, sepasang susu saya gondal-gandul, digoncang pergerakan Juragan. Saya hingga sampai gak dapat bicara, sekedar dapat ndesah dan njerit gak karuan. Saya usaha mohon Juragan tidak boleh kencang-kencang, tetapi beliau tidak dengarkan. Tapi…kok saya terasa nikmat, ya? Duh, saya kembali di… dientot sama Juragan, dan saya baru mengerti ngentot itu… enak… udah gitu… saya… dilunasi? Mengapa tidak sejak dahulu saja, ya?Tebersit pemikiran semacam itu dalam kepala saya. Namun saya abaikan. Saya luluh karena serangan-gempuran Juragan. Waktu beliau tiduran serta memohon saya tegak, saya nurut. Dan tubuh saya gerak sendiri, turun naik sekalian masih tersodok kontolnya.


"Aah! Aiih!! Hiih!"


Duh, saya sudah tak tahu kembali apa yang keluar bibir saya, atau semacam apa Kedengarannya saya. Muka saya nyata nampak cabul sekali. Dada saya gonjang-ganjing. Juragan tampak puas.


"Hah… uh… Mari lagi Denok… saya suka ndengar suaramu jika dientot… mbikin makin gairah. Kamu senang juga, kan?" Juragan usaha ngajak bercakap. Saya njawab dengan lenguhan serta omongan gak terang, ah-ah uh-uh. "Hauhh… Ga…n! Enakh… ahh…"


WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR


"Denokh… uh… kelak bila sudah sampai… kamu njerit yang keras ya?" pinta Juragan di antara napasnya yang mengincar.


"Sampai?" Saya kebingungan apa artinya.


"Kelak  kamu… uh… hh… rasa sendiri," kata Juragan.


"Yang seperti… uh… barusan. Saya mau… keluarin dalam kamu bila kamu udah… sampai, ya?"


"Hah… ough… di… dalam?" sumpah, saya tidak tahu apa tujuannya Juragan, serta gak sempat mikir juga.  Mana sempat mikir, kalaupun kepala saya banyak hati nikmat sebab dientot Juragan. Tetapi gak lama lalu saya terasa ada yang mencapai puncak pada tubuh saya, seperti saat itil dan memek saya dimain-mainkan barusan. Apakah sudah waktunya?


Saya gak dapat kontrol tubuh saya. Saya semakin suka nggoyang pinggul, merasai kontol Juragan dalam anu saya.


"Eahh!! Uwahh!! Haduhh!! JURAGAAAN!! ANNGGGHHHH!!" Serta menjeritlah saya.


Juragan dengar saya njerit, dan langsung memegang tangan saya sekalian angkat pinggulnya maka burungnya masuk sedalam-dalamnya ke memek saya.


"Khn! Ghooh!"


Mata saya melotot, mulut saya nganga, barangkali lidah saya menjulur keluar, saya sudah tak perduli semesum apa cakepg saya saat lagi saya menjerit kenikmatan itu. Saya merasai ada yang keluar dalam kemaluan saya. Basah dan hangat. Dari anunya Juragan. Buat pertama kali ada orang yang menyebar benihnya di pada tubuh saya.


"Hiyahh…" erang saya.


Tubuh saya cenderung di depan, ke-2  tangan saya berpijak ke dada Juragan, kepala saya mendangak, menganga sekalian memekik. Dan selanjutnya runtuhlah tubuh saya ke dada Juragan, ngos-ngosan, mendesah-desah. Susu saya yang terdesak jadi menyembul ke samping tubuh, pentilnya muncul keras. Beberapa lama saya terkulai di atas tubuh Juragan yang empuk. Ia lalu geser saya serta bangun, lalu memanfaatkan kembali busananya. Sekalian mengenakan pakaian, ia bicara ke saya.


"Hehehe. Cukup juga dapat ndapat perawan siang-siang begini… Bila kamu ingin, Denok, mencari uang itu tidak sulit…"

CERITA DEWASA PENARI JALANAN BERTUBUH MONTOK DIPERKOSA PART2

Beliau jatuhkan enam helai lima puluh beberapa ribu ke dekat muka saya. Saya nggeletak tidak karuan di dipan Juragan, mandi keringat, ngos-ngosan. 


"Itu untuk kamu," kata Juragan. "Cukup kan untuk bayar kontrak kamu 3 bulan?"


Saya tiduran rada lama hingga akhirnya kapabilitas saya kembali. Terburu-buru saya gunakan kembali kemben serta kain saya. Haduh, gantengg saya tentu sudah nggak karuan. Bedak saya sampai luntur dan menempel di seprai dipan Juragan. Juragan selalu duduk melihat saya yang kalang kabut gunakan busana. Beliau diam saja. Saya pamitan serta terburu-buru turun. Di bawah, di muka toko bertambah ramai. Sebagian orang karyawan Juragan manggil saya, namun saya tidak berani hadapi mereka, manalagi sesuai awut-awutan seperti ini. Saya sampai 1/2 lari tinggalkan toko beras Juragan, langsung ke kontrak. Ee, nyatanya ibu pemilik sewa kembali nongkrong di muka.


"Siang-siang kok sudah balik, Denok? Lah, kok amburadul getho? Habis ngapain kamu?"


Seluruh pertanyaannya saya lewatkan, saya jejalkan uang yang saya bisa ke tangannya, lalu saya lekas mabur ke kamar. Saya terus membuka kemeja dan sanggul, masuk kamar mandi, dan mandi…ngguyur sekujur badan, bersihkan muka. Masih tidak yakin apa yang baru saja saya laksanakan secara Juragan. Saya baru saja berikan keperawanan saya ke Juragan… diganti uang sewaan 3 bulan. Apa saya bersusah-hati atau malu? Apa saya hendaknya bersusah-hati atau malu? Tidak tahulah… Tetapi yang berlangsung jadi tangan saya mulai meraba-raba selangkangan saya, permainkan itil saya seperti yang telah dilakukan Juragan tadi…


Saya sang Denok, penari jalanan. Ini cerita kehidupan saya. Sehabis hari itu, ada yang beralih di kehidupan saya. Saya masih cari penghidupan dengan menari buat beberapa orang di Pasar. Namun ada yang lain…sekarang, kapan pun saya perlu uang, saya tidak kembali enggan-segan menjajakan tubuh saya terhadap laki laki. Saya ketahui ini gak betul, serta semestinya saya stop, namun bujukan duwit sangat kuat. Saya sang Denok, penari jalanan, seluruh orang di Pasar mengenal saya. Siapakah yang tak mengenal sang Denok yang berkemben merah, berbedak dan bergincu tebal, bertahi lalat di pipi.

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

Serta saat ini saya juga dikenal jadi Denok yang susunya montok, bokongnya sintal, goyangannya oke. Telah malam, dan saya baru-baru ini menari buat sebagian orang supir truk pengangkut sayur yang habis bedah muatan. Saya kalungkan selendang saya ke salah seseorang, saya berikan senyuman manis serta saya bisikkan harga saya jika ia pengen.


"Benar nih, begitu?" kata sang supir yang mempunyai tubuh kerempeng, mempunyai rambut cepak, dan mulutnya berbau minuman.


"Hehehe," ucapnya sekalian menyentuh kemben saya.


"Pengen donk nyobain," ia remas tetek saya.


Dari semuanya orang yang berada di sana, sekedar ia dan seseorang temannya yang ‘nanggap' saya. Saya membawa supir-supir itu ke jejeran kios kosong di pasar, yang gak laku-laku dikontrak karena terletak sangat ke dalam.  Saya membuka antara lainnya dan saya hidupkan lampunya, serta 2 orang supir itu juga saya layani di situ. Saya digilir mereka berdua di situ. Mereka mohon saya layani mereka sekalian. Jadilah saya dikempit mereka berdua… seorang ngentoti memek saya, dan yang satunya saya kasih pantat saya.


"Aduh, Neng, bokongnya sempit sangat, nih," kata orang yang nyoblos bokong saya. "Baru pertamanya kali?"


"Ah, gak Bang," kata saya malu, sela napas mengincar.


Temannya main-main menanya, pernah sama berapakah orang saya bersetubuh. Berapakah ya? Saya berpikir barangkali dua puluh atau lebih.  Saya tidak ngitung. Saya gak peduli… yang saya pikirkan sekedar kerja semacam ini lebih ringan memperoleh uang. Saya  tak pernah terasa sendirian kembali.


"Uohhh… buang di dalam bisa nggak Neng?" bertanya supir yang di muka saya.


Saya ngangguk. Ia muncrat dalam memek saya. Saya mengerti itu sesungguhnya bahaya, namun rasanya lebih enak… anget serta lebih bahagia saja rasanya. Serta setelah itu, saya memperoleh uang. Sebulan-dua bulan selepas Juragan ngambil kegadisan saya, saya jadi tambah memiliki pengalaman sebagai lonte. Telah banyak orang di Pasar yang rasakan tubuh saya: kuli, pedagang, preman, petugas, tukang ojek, supir dan lain-lain. Serta saya juga jadi kian dekat sama mereka semua. 


WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR


Saya seperti nyimpan semua rahasia mereka. Hihihi…  saya mengetahui siapakah yang kontolnya sangat besar, siapakah yang kurang kuat syahwat, kadang saya hingga sampai tahu pekerjaan rumah tangga mereka.  beberapa orang yang setiap harinya tampak galak atau rajin ke arah tempat beribadah, namun apabila sudah ingin, mereka cari saya juga.  Saya pun beberapa kali tidur dengan Juragan. Juragan kerap suruh saya coba beberapa hal baru. Semisalnya ngemut serta nyedot. Atau gunakan tetek saya bikin njepit kontol. Pula kalau lubang bokong saya dapat dientot juga.  Duh, waktu pertama coba itu, saya jejeritan. Sakit! Meminta ampun sakitnya. Tetapi makin lama kebiasa juga.  Saya pun jadi tambah mengenal dengan Juragan. Wanita yang berada pada photo bersama Juragan itu betul istrinya, tetapi udah mati. Wafat waktu melahirkan anak sulung, anaknya pun tidak selamat. Juragan sejauh ini kesepian, serta hidupnya hanya mengurus toko beras saja. Saya jadi kasihan sama Juragan, rupanya beliau sendirian pula seperti saya. Saya  jadi tahu jika dahulu, pas muda serta masih tinggal di kampungnya, Juragan pernah tertarik seorang penari juga.  Hanya saat itu Juragan masih belum mempunyai apapun, manalagi penari itu  simpanan seseorang camat. Juragan cuman dapat lihat serta terkagum pada dari jarak jauh setiap kali sang penari itu mentas.


Kata Juragan, saya serupa penari itu. Barangkali sebab itu pun Juragan selalu mohon saya gunakan busana serta dandanan penari komplet setiap kali beliau nanggap saya…Yah, saya ikut pula puas kalaupun dapat membuat Juragan puas. Semakin hari saya tambah terlarut di kehidupan menjadi penari yang berjualan tubuh. Karena uang, harga diri saya lupakan, dan saya menjadi bahan pemuasan hasrat laki laki. Setiap kali ada orang menggencet saya, menggauli saya, masuk tubuh saya… sesungguhnya saya ingat jalan ini tak betul, tetapi tubuh saya selalu mohon lebih.  Saya jadi tidak tahu kembali apa saya terus mengerjakannya karena hanya duwit. Lama-lama saya kian urgent. Layani dua-tiga orang sekalian.

CERITA DEWASA PENARI JALANAN BERTUBUH MONTOK DIPERKOSA PART2

Telah tidak terhitung orang yang buang benih di kandung saya. Saya lantas tambah berani. Selanjutnya saya gak dapat kembali kalkulasi berapakah orang yang udah rasakan tubuh saya, serta saya juga hamil… Lumrah, kalaupun ingat demikian banyak orang-orang yang dapat menghamili saya. Tetapi saya terus melacur meski perut saya menjadi membesar. Serta saya  terus ada ke Juragan. Kali terakhir saya tidur dengan Juragan, perut saya telah mulai mencolok, serta beliau nampak lumayan cemas dengan saya.


"Biarlah Denok… Kamu stop saja, ingat kondisi kamu," kata Juragan sekalian perlahan-lahan memecut saya.


"Tidak apapun Juragan…" kata saya.


Saya tersenyum buat Juragan. Saya ingat dahulu saya tak senyuman buat beliau waktu pertama kalinya beliau setubuhi saya. Namun saat ini, antara semua konsumen saya, saya cuman dapat senyuman buat Juragan… Senyuman setulus hati. Mengapa? Entahlah… saya sendiri pula tidak tahu. Barangkali karena setelah Simbok wafat, Juragan-lah yang sangat dekat dengan saya? Yang terang saya benar-benar nikmati waktu-waktu bersama Juragan. Termaksud saat ini, waktu beliau sedang senggama dengan saya, sekalian cakepgnya cemas. Rasanya saya mau membuat beliau gak risau. Bukanlah sakit, malu, atau jijik, saya berbahagia setiap kali tubuh Juragan berpadu dengan tubuh saya.


Nyaris satu tahun setelah saya serta Simbok tinggalkan rumah untuk menjadi penari jalanan di Jakarta, ada lagi satu momen yang ngubah hidup saya. Saya telah 6 bulan hamil, tetapi masih tetap keliling menari… Saya sudah semestinya stop. Tetapi saya mbandel. Saya tak sadar diri di jalan. Pastilah ada yang menyaksikan dan menolong saya, masalahnya saya siuman di rumah sakit. Larut malam. Dan dari sisi tempat tidur rumah sakit, duduk sendirian sekalian pegangi tangan saya, ada Juragan.


"Kamu telah sadar Denok? Syukuuur…" kata Juragan pas menyaksikan saya siuman.


Juragan menangis. Saya gak dapat apapun sebab masih lemas. Sesudah itu Juragan kasih tahu saya, beliau serta anak buahnya yang membawa saya ke rumah sakit. Serta kalau saya keguguran.


"Duh, untung kamu masih selamat, Denok… Namun anakmu…" Juragan ngomong itu seluruhnya sembari nangis.


"Denok, maaf… maafkan saya. Kalaupun bukan dikarenakan yang pertama itu, kamu tidak mesti sampai seperti ini… Saya salah, Denok, saya yang ndorong kamu hingga sampai jadi begini… Salahku besar sekali sama kamu, Denok…"




TAMAT^^

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama