Cerita Dewasa Kenikmatan Dengan Pelayan Semok Salon

Cerita Dewasa Kenikmatan Dengan Pelayan Semok Salon

Tournament Pencuri Jackpot Wajib4D

Cerita Dewasa Kenikmatan Dengan Pelayan Semok Salon, Hasrat-Bispak22 Berasal dari temanku yang akan cukur rambut di salon dekat universitas Jakarta awala bulan tempo hari kemungkinan tulisan ini rada awut-awutan masalahnya benar-benar saya baru kali pertama saya menulis. Di waktu itu saya baru mengetahui nyatanya wanita yang bekerja di salon tidak semua tetapi ada sejumlah yang dapat diajak kencan dalam hari sabtu tempo hari kami sependapat buat pangkas rambut dan kita janjian jam 1 siang pada tempat.

Pada pertama kalinya saya masuk, aku terus ketujuan ke arah tempat meja reception serta di situ saya mengucapkan niatan untuk cukur rambut. Dijelaskan wanita elok yang duduk dibalik meja reception supaya saya menanti sekejap lantaran lagi repot semua.  Sekalian menanti, saya berusaha untuk melihat-lihat sekitaran siapa yang tahu ada temanku, namun tak kelihatan ada temanku pada semuanya orang itu.  Kemungkinan ia belum hadir, pikirku.

Kuakui jika sebagian besar wanita yang bekerja di salon ini cantik-cantik serta putih dengan bodi badan yang seimbang serta aduhai. Kalaupun bisa mengira-ngira usia mereka, mereka berusia lebih kurang 20-30 tahun. Saya jadi terlintas dengan perkataan temanku, Hanni, kalau mereka dapat dibawa kencan. Tapi saya sendiri masih sangsi dikarenakan salon ini serius seperti salon secara umum.

Sesudah beberapa saat menanti, saya ditegur oleh reception jika saya dapat pangkas rambut sekalian menunjuk ke satu diantaranya daerah yang kosong. Aku juga ketujuan yang diputuskan. Beberapa saat lantas seseorang wanita muda yang elok menugur sembari menggenggam rambutku.

"Mas, rambutnya ingin dimodel apa?" ujarnya sekalian melihatku melalui cermin serta selalu menggenggam rambutku yang telah cukup panjang.

"Mmm.. dirampung'in saja Mbak!" kataku.

Lalu seperti pada pada tempat potong rambut pada biasanya, aku juga dikasih penutup di semua badanku untuk menghindar beberapa potongan rambut. Beberapa waktu pertama demikian kaku dan dingin.

Cerita Dewasa Kenikmatan Dengan Pelayan Semok Salon

Saya yang diam saja serta ia repot mulai motong rambutku. Begitu tak sedap rasanya serta saya berusaha untuk cairkan situasi.

"Mbak.. sudah lama kerja di sini?" tanyaku.

"Lebih kurang telah 6 bulan, Mas.. ngomong-ngomong situ baru saja satu kali ya potong di sini?" susulnya sekalian terus memangkas rambut.

"Iya.. kemarenan saya melalui jalan ini, lagi kok ada salon, ya sudah deh, saya potong di sini. Ini pula janjian sama rekan, namun mana ya kok belum hadir?" jawabku sedikit tidak jujur.

"Ooo.." jawabannya singkat dan terkesan cuek.

"Hei.." kedengar nada temanku sembari menepuk bahu.

"Eh.. elo anyar dateng?" tanyaku.

"Iya nih.. barusan di bawah jembatan macet, mm.. aku potong dahulu yach.." jawabannya sembari berakhir.

Bercakap punyai bercakap, selanjutnya kami dekat, dan terakhir saya tahu Stella namanya, 22 tahun, ia kos di wilayah situ pun, ia orang Manado, ia enam bersaudara dan ia anak ke-3 . Kami lantas sependapat untuk janjian bertemu di luar di hari Senin. Buat pembaca kenali tiap-tiap hari Senin, salon ini tutup. Sesudah saya usai, sembari berikan tehnik seadanya, saya bertanya apa dia ingin saya bawa makan. Ia bersedia dan dia menulis di selembar selembar kertas kecil nomor teleponnya.

Sembari tunggu Hanni, saya bercakap dengan Stella, saya sempat dikenalkan oleh sejumlah temannya yang namanya Susi, Icha dan Yana. Ke-3 nya cantik-cantik namun Stella tidak kalah elok sama mereka baik itu mukanya pun badannya. Susi, dia punya rambut rada panjang dan di bagian bagian rambutnya dicat kuning. Icha, dia cukup pendek, tatapannya rada mistis, dadanya sebesar Stella tapi sebab bodi badannya yang cukup pendek hingga payudaranya membikin ngiler seluruh mata laki laki buat menikmatinya.

Sementara itu Yana, dia nampak sangatlah menjaga badannya, dia demikian menakjubkan, lingkar pinggangnya yang paling baik dengan tinggi tubuhnya, bokongnya serta dadanya-pun begitu seimbang.

Tournament Pencuri Jackpot Wajib4D

Pada akhirnya kami berjumpa dalam hari Senin serta di lokasi yang udah disetujui. Sesudah makan siang, kami menonton bioskop, filmnya Jennifer Lopez, The Cell.

Wah, cakep sekali ini orang, batinku kagum pada kecantikan Stella yang masa itu memakai kaos ketat memiliki warna biru muda ditambah lagi dengan rompi yang dikancingkan dan dikombinasikan dengan celana jeans ketat dan sandal yang tebal. Kami serius mengikut jalan cerita film itu, sampai selanjutnya semua pirsawan dicengangkan oleh satu episode. Stella nampak terkejut, dilihat dari bergetarnya badan ia. Tidak tahu ada setan apa, secara reflek saya menggenggam tangan kanannya. Lama sekali saya menggenggam tangannya dengan terkadang meremasnya serta dia diam saja.

Singkat kata, saya membawa ia pulang ke kostnya, di tengahnya jalan Stella meminta kepadaku tidak untuk langsung pulang namun putar-putar dahulu. Kukabulkan permohonannya lantaran saya sendiri sedang bebas, dan kuputuskan buat naik tol serta putar-putar kota Jakarta. Sembari nikmati musik, kami sama-sama diam diri, sampai selanjutnya Stella menyampaikan,

"Mmm.. Will, saya pengin bicara suatu sama kamu, benar-benar seluruhnya terlampau cepat, Will.. saya sukai dengan kamu.." ujarnya perlahan namun pastinya.

Seperti disabet petir dengar kalimatnya, serta secara reflek saya melihat ke kiri menyaksikan ia, kelihatannya ia serius dengan yang baru saja dia tuturkan. Ia memandang tajam.

"Apa kamu telah percaya dengan perkataanmu yang baru saja, Tel?" tanyaku sembari kembali fokus ke jalan.

"Saya tidak tahu mengapa kalau saya terasa kamu tidak seperti laki laki yang pernah sempat saya mengenal. Kamu baik, dan kelihatannya perhatian and care. Saya tidak mau jika seusai saya pulang ini, kita gak dapat berjumpa kembali, Will. Saya tak mau kehilangan kamu," jawabannya panjang lebar.

"Mmm.. kalau saya bisa jujur sih, saya  suka dengan kamu, Tel.. namun kamu ingin khan bila kita gak pujaan hatian dahulu?" tegasku

Cerita Dewasa Kenikmatan Dengan Pelayan Semok Salon

"Ok, bila itu pengin kamu, mm.. bisa tidak saya ‘sun' kamu, bukti jika saya gak bermain-main sama perkataanku yang baru saja?" tanyanya.

Wah rasanya seperti akan mati, jantungku ingin lepas, napas jadi sesak. Sinting ini anak, seperti betul-betul! Lagi, saya melihat ke kiri memandang mukanya yang bundar dengan bola mata yang mempunyai warna coklat, ia menatapku tajam dan serius sekali.

"Saat ini?" tanyaku sekalian memandang matanya, serta ia menganguk perlahan.

"OK, kamu bisa ‘sun' saya," jawabku sekalian kembali pada jalanan.

Beberapa saat selanjutnya ia bergerak dari tempat duduknya serta ambil status buat memberikan suatu "sun" di pipi kiriku. Diberilah suatu kecupan di pipi kiriku sekalian memegang. Lama sekali dia mencium dan ditempelkannya payudaranya pada lengan kiriku.

Ooh, empuk sekali, baik!Payudaranya yang cukup menentang itu sedang tekan lengan kiriku. Sinting, sedap sekali, saya jadi terangsang nih. Secara automatic tangkai kemaluanku juga mengeras.. Dengan perlahan sekali, Stella berbisik, "Will, saya senang dengan kamu," serta dia kembali mencium pipiku dan masih tetap menghimpit payudaranya di lengan kiriku.

Fokusku bubar, kelihatannya saya betul-betul udah terangsang dengan tindakan Stella, serta sejumlah kendaraan yang melaluiku menyaksikan ke arahku tembus kaca filmku yang cuman 50%.

"Kamu terangsang ya, Will?" tanyanya lambat dan rada lirih. Saya tidak menjawab. Tangan kirinya mulai mengelus-elus tubuhku serta ke arah bawah. Saya udah serius terangsang. Satu kali lagi Stella berbisik,

"Will, saya tahu kamu terangsang, bisa gak saya saksikan punyamu? punyai kamu besar yach!"

saya menggangguk. Dibukalah celana panjangku dengan tangan kirinya, seperti dia cukup kesukaran di saat ingin buka ikat pinggangku karena ia cuma memanfaatkan satu tangan. Saya tolong ia buka ikat pinggang selanjutnya saya kembali menggenggam sopir mobil.

Dielus-elus tangkai kemaluanku yang telah keras di luar. Tidak lama setalah itu ditelusupkan telapak kirinya ke dan digenggamlah kemaluanku.

Tournament Pencuri Jackpot Wajib4D

Kunjungi Juga : Pencuri Jackpot & Pemburu Hadiah

"Oooh h.." desahku lambat. Dikit-dikit parasnya bergerak. Pertama, dia cium bibirku dari samping kiri lalu turun ke bawah. Dia cium leherku, serta dia sempat stop pada bagian dadaku, kemungkinan dia nikmati wewangian minyak wangi BULGARI-ku.

Dia kian turun dan turun ke bawah. Sekian kali Stella melaksanakan pergerakan mengocak kemaluanku. Pertama kali dijilatinya pangkal tangkai kemaluanku lalu merembet naik ke atas. Ujung lidahnya saat ini ada di sisi biji kejantananku. Salah satunya tangannya menyelusup pada belahan bokongku, sentuh anusku, dan merabanya.

Stella meneruskan perjalanan lidahnya, naik kian ke atas, perlahan. Tiap-tiap pergerakan hampir dalam beberapa saat, teramat perlahan-lahan. Melalui sisi tengah, naik kembali. Ke sisi leher batangku. Ke-2  tanganku gak kusadari udah mencekam kemudi mobil.

Ujung lidahnya naik lebih ke atas kembali. Perlahan-lahan tiap jilatannya kurasakan seperti keasyikan yang tidak pernah habis, sangat nikmat, demikian perlahan-lahan. Tiap kali kutundukkan mukaku lihat apa yang dijalankannya setiap waktu itu juga kusaksikan Stella tetap menjilat-jilati kemaluanku dengan penuh hasrat.

Sekejap Stella kusaksikan membebaskan tangannya dari kemaluanku, dia menyibakkan rambutnya ke samping tiga jarinya kembali menarik sisi bawah tangkai kemaluanku dengan sedikit memiringkan kepalanya. Stella lalu mulai turunkan mukanya dekati kepala kejantananku. Dia mulai merekahkan ke-2  bibirnya, dengan waspada dia masukkan kepala kemaluanku ke mulutnya tiada terjamah sedikitpun oleh giginya.

Selanjutnya bergerak pelan-pelan makin jauh sampai di sisi tengah tangkai kemaluanku. Waktu itu dia kurasakan kepala kejantananku sentuh sisi lidahnya. Badanku bergetar sekejap dan kedengar nada unik dari mulut Stella. Ke-2  bibirnya tidak berapa lama kemudian mendarat. Kurasakan kehangatan yang mengagumkan enaknya menyirami sekujur badanku.

Pelan-pelan lalu kepala Stella mulai naik. Bertepatan dengan itu juga kurasakan tangannya menarik turun sisi bawah tangkai badan kejantananku sampai waktu bibir serta lidahnya menggapai pada bagian kepala, kurasakan sisi kepala itu makin peka.

Tournament Pencuri Jackpot Wajib4D

Demikian sensitifnya sampai dapat kurasakan keasyikan hisapan serta jilatan Stella demikian merasuk dan mengelitik semua urat-urat syaraf yang berada di sana. Kuraba punggungnya dengan tangan kiriku, kuelus secara lembut lalu menuju ke bawah. Kudapatkan payudara samping kanan. Kubuka telapak tanganku ikuti wujud payudaranya yang bundar. Kuremas secara halus. Kubuka satu-satu kancing rompinya, serta kembali saya buka tepak tangan mengikut wujud payudaranya.

Sekalian masih mengulum, tangan kanannya bergerak sentuh tanganku, dia ambil busana ketatnya dari selingan celana panjangnya. Digenggamnya tanganku serta ditujukannya ke dalam.  Dibalik busana ketatnya, saya meremas-remas payudaranya yang terbungkus BH. Kuremas satu-satu payudaranya sekalian mendesah nikmati kuluman pada kemaluanku.

Kuremas cukup kuat serta Stella lantas stop mengulum demikian detik lama waktunya. Kuelus-elus kulit dadanya yang lumayan menyembul dari BH-nya dengan terkadang menyisipkan salah satunya jariku antara payudaranya yang kenyal.

"Agh h.." desahku nikmati kuluman Stella yang kian cepat.

Saya turunkan BH-nya yang tutupi payudara sisi kanan, saya bisa menggapai putingnya yang telah mengeras. Kupilin secara lembut.

"Ooh.. esst.." desahnya lepaskan kuluman dan kedengar nada gara-gara melepas bibirnya dari kemaluanku.

Menjilat, menarik, turun-naik. Dia demikian menikmatinya. Demikian selanjutnya berulangkali. Saya gak sanggup kembali lihat ke bawah. Badanku lebih lama bertambah meliuk ke belakang kepalaku udah terdongak ke atas. Kupejamkan mataku. Stella demikian fantastis mengerjakannya. Tidak sekalinya kurasakan giginya sentuh kulit kejantananku. Hilang ingatan, tidak pernah saya disedot sesuai ini, pikirku. Pikiranku telah melayang jauh entahlah ke mana.

Gak kusadari kembali seputarku oleh gelombang kepuasan yang menimpa semua urat syaraf di badanku yang bertambah tinggi. Saya stop sementara meraba payudaranya. Kutengok ke bawah, tangan kanannya memegang dengan kuat tepat di sisi leher tangkai kemaluanku, dan dia dilihat tersenyum kepadaku.

"Kamu gemilang, Tel," bisikku sembari menggeleng-gelengkan kepala terpesona oleh kehebatannya.

Cerita Dewasa Kenikmatan Dengan Pelayan Semok Salon

Stella tersenyum manis dan terkesan manja.

"Eh, dapat keluar saya jika kamu seperti begini lagi," bisikku kembali merasai pegangan tangannya yang tidak juga melembek di kemaluanku. Stella tersenyum.

"Bila kamu telah gak ingin keluar, keluarin saja, gak perlu ditahan-tahan," jawabannya serta kemudian menjulurkan lidahnya keluar dan tentang ujung tangkai kemaluanku. Ternyata dia memahami saya lagi bertarung buat menghentikan ejakulasiku.

"Aaghh.." desahku lumayan keras mengendalikan rasa nyeri.

Bukan kepalang nikmat yang kurasakan, badannya bergerak tak karuan, sejalan dengan pergerakan kepalanya yang turun-naik. Ke-2  tangannya gak henti-henti meraba dadaku, kadangkala dia memilin ke-2  puting susuku dengan jarinya. Kadang-kadang dia melepas kuluman untuk ambil napas sementara lalu meneruskannya kembali.

Bertambah lama pergerakannya kian cepat. Saya telah usaha semaksimal untuk mengendalikan ejakulasi. Kualihkan perhatianku dari payudaranya. Saya meraba mengarah bawah. Kubuka kancing celananya. Cukup lama kucoba buka serta pada akhirnya lepas juga. 

Perlahan-lahan kuselipkan tangan kiriku dibalik celana dalamnya. Saya bisa rasakan rambut kemaluannya tipis. Barangkali dipiara, pikirku dalam hati. Kuteruskan lumayan ke bawah. Stella mengganti tempatnya. Pada awalnya dia yang cuman bersangga pada satu segi bokongnya saja, saat ini dia renggangkan ke-2  kakinya. Secara mudah saya bisa sentuh kemaluannya. Sesaat telunjukku main-main pada sisi atas kemaluannya.

Saya naik-turunkan jemari telunjukku. Ugh, sangatlah nikmat nih rasanya, pikirku. Kadangkala kumasukkan telunjukku ke lubang kemaluannya. Saya telusuri tiap milimeter area di kemaluan Stella. Saya temui suatu kelentit didalamnya.

Kumainkan klitoris itu dengan telunjukku. Ugh, pegal  rasanya tangan kiriku. Sesaat kukeluarkan jariku dari dalam. Lantas saya nikmati tiap-tiap kuluman Stella. Rasanya telah berapa tetes spermaku keluar. Saya serius dibikin mabok kepayang olehnya.

Kembali kumasukkan jariku, ini kali dua jemari, jemari telunjuk dan jemari tengahku. Di saat saya masukkan ke-2  jariku, Stella kelihatan melengkuh serta mendesah perlahan.

Tournament Pencuri Jackpot Wajib4D

Kian lama makin cepat saya mengeluar-masukkan ke-2  jariku di lubang kemaluannya serta Stella sejumlah menyudahi kuluman pada tangkai kemaluanku sekalian terus menggenggam tangkai kemaluanku.

Entahlah telah berapakah orang yang memandang pekerjaan kami terpenting banyak supir atau kenek truk yang kami lalui, tetapi saya tidak perduli. Kesenangan yang kurasakan waktu itu sungguh-sungguh membiusku hingga saya telah lupakan semuanya. Kembali Stella menjilat, menghirup serta mengulum tangkai kemaluanku dan entahlah udah berapakah lama kami lakukan ini.

Kutundukkan kepalaku untuk lihat yang lagi diselesaikan Stella di kemaluanku. Kesempatan ini Stella mengerjakan dengan penuh kehalusan, dia julurkan lidahnya sampai terkait ujung kepala kemaluanku kembali.

Dia memutar-mutarkan lidahnya cocok di ujung lubang kemaluanku. Benar-benar dashyat keasyikan yang kurasakan. Seringkali badanku bergetar tetapi dia masih pada sikapnya. Adakalanya dia masukan semuanya tangkai kemaluanku di mulutnya dan dia permainkan lidahnya dalam.

"Ooh.. Tel.. enakk.." desahku sekalian membebaskan tangan kiriku dari lubang kemaluannya.

Kupegang kepalanya mengikut pergerakan turun naik.

"Stella, saya sudah tidak tahann.." kataku lumayan lirih meredam ejakulasi.

Tapi pergerakan Stella semakin cepat serta berulangkali dia membuka matanya tapi tetap mengulum dan kedengar beberapa suara dari dalam mulutnya. "Aaagghh.." desahku keras disertai dengan keluarnya sperma dari dalam tangkai kemaluanku di mulutnya.

Situasi mobil kami waktu itu sedikit tersentak oleh injakan kaki kananku. Saya nikmati tiap sperma yang keluar dalam kemaluanku sampai pada akhirnya habis. Stella masih menjilat-jilati kemaluanku dengan lidahnya. Bisa kurasakan lidahnya sapu semuanya sisi kepala kemaluanku. Ugh, begitu nikmat rasanya. Sesudah bersihkan seluruhnya spermaku dengan lidahnya, Stella mengarah ke atas.

Kusaksikan ia, nampak ada sekian banyak spermaku melekat di samping kanan bibirnya dan pipi kirinya. Saya mulai bergerak membetulkan status dudukku, perlahan. Sembari terus digenggamnya tangkai kemaluanku yang udah lemas, Stella bergerak ke atas melumat bibirku, masih berasa spermaku.

Cerita Dewasa Kenikmatan Dengan Pelayan Semok Salon

Demikian detik kami bercumbu serta saya pejamkan mata. Selanjutnya dia beres-beres tempatnya, dia duduk dan mengatur busananya. Aku juga membereskan bajuku ala-kadarnya. Saya pakai celana panjangku tapi tak kumasukkan pakaianku. Sekian hari kemudian, saya main ke kos Stella serta pada waktu itu juga kami mengikat tali kasih. Awalan bulan Maret lalu Stella pulang dari Manado sehabis dua minggu dia ada di sana dan dia tak balik lagi bekerja di salon itu.

Saat ini kami hidup bersama di tempat di wilayah Grogol. Saat ini dia diterima jadi operator di satu diantaranya perusahaan penyuplai layanan komunikasi mobile phone. Dan saya masih jadi animator yang bekerja dalam suatu perusahaan di wilayah Kedoya namun saya harus tinggalkan kostku.

Sehabis kami hidup seatap, Stella mengaku padaku jika waktu 6 bulan dia bekerja di salon itu. Dia pernah layani konsumennya dan dia menjelaskan jika semua buruh yang bekerja di salon itu  buruh sex.

Stella tak ketahui bagaimana asal awalannya. Stella sendiri tidak mengerti apa salon sebuah samaran atau sex yakni sebuah tambahan. Ia menjelaskan kalau untuk membawa keluar salah satunya karyawati di sana, satu orang mesti bayar dari muka senilai Rp 500.000.

Rasanya Jakarta cuma punya kami berdua. Tiap-tiap malam sesudah mandi pulang dari kerja atau seusai makan malam, kami melaksanakan hubungan seksual. Tidak tahu sampai kapan semuanya ini akan usai. Kami benar-benar nikmati tiap-tiap hari yang bakal kami lintasi dan sudah kami lewati bersama-sama. 

Saya benar-benar tidak perduli dengan asal-usulnya tugas Stella dikarenakan semakin hari saya kian terbius oleh keasyikan sex dan mataku seolah-seolah tertutup oleh rasa sayangku di ia.

TAMAT^^

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama