CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN CANTIK ELIZA PART3, Hasrat-Bispak22 "Udah, kembali ke kantin dahulu Fi", kata sang cebol sekalian mengelap penisnya yang benar belepotan sperma berbaur cairan cinta Cie Fifi itu dengan gunakan celana dalam Cie Fifi.
Cie Fifi gak bereaksi, dia cuman diam dan pejamkan matanya. Sang cebol kenakan celana dalam dan celana panjangnya, lalu dia keluar gudang ini.
Tidak lama setalah itu, Cie Fifi pun bangun berdiri, lalu dia keluarkan kantung plastik kecil dari kantong rok busananya. Cie Fifi mengambil celana dalamnya yang basah belepotan sperma sang cebol barusan, lalu masukkan celana dalam itu ke kantung plastik kecil itu.
Kelihatannya Cie Fifi memang mempersiapkan kantung plastik itu buat menaruh celana dalamnya yang ia paham bakal dikotori sang cebol seperti sebelumnya awal mulanya.
"Dasar. Telah orangya cebol, gak sadar kali bila burungnya itucebol ", gerutu Cie Fifi yang setelah itu tinggalkan gudang ini.
Kata-kata Cie Fifi barusan membuatku termenung. Cuma pendek, permasalahan yang diomelkan Cie Fifi. Apa penis itu lumayan keras?
Ya ampun… kenapa pula saya mesti ingin tahu dengan penis sang cebol???
"Emmkh…", saya mengerang terhambat sewaktu tiba-tiba kurasakan kepalaku diambil di depan sampai penis Dedi bersarang dalam lubang kerongkonganku.
"Elok, marilah ucapnya pengen nyepong. Kapan keluarnya kalaupun dari barusan hanya kamu emut saja?", bertanya Dedi yang saat ini dengan kejam lagi menghimpit nekan kepalaku sampai mukaku tenggelam di muka selangkangannya, serta penis Dedi itu semakin menganiaya lubang kerongkonganku.
"Mmmhh…", saya cepat cepat mengulum serta mainkan lidahku pada penis Dedi, agar dia tak menyambung siksaannya padaku.
"Nah… begitu cantik… mari terusin… sssh… ooh…", kata Dedi yang sekarang mendesah dan merintih kenikmatan nikmati service oralku.
Ke-2 tangan Dedi membelai rambutku secara lembut saat lagi saya lagi usaha membikin penis Dedi berejakulasi. Kadangkala saya memandang nakal di Dedi, biar dia semakin terangsang sampai pekerjaanku bakal usai lebih semakin cepat.
CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN CANTIK ELIZA PART3
"Mmmhh…?", saya tidak dapat berbicara, cuma dapat mengguman tidak terang di saat kurasakan sepasang tangan meremas ke-2 bongkahan bokongku.
Ke-2 tangan Dedi masih membelai rambutku. Barusan itu sudah tidak ada siapa siapa kembali di saat saya melanjutkan service oralku. Lantas ke-2 tangan yang meremasi bokongku itu punya siapa?
"Halo Eliza… kembali asyik nih? Saya ikut-ikutan ya", kudengar nada yang cukup kukenal dari belakangku.
Hatiku seperti kesiram air es. Mulai sejak kapan Pandu udah ada di dalam sini? Kenapa barusan saya tidak menyaksikannya?
"Mamamm…", saya pengin larang Pandu, tetapi waktu ini mulutku tersumpal penis Dedi sampai saya gak dapat berbicara dengan terang.
Telat, Pandu telah membuka rok seragam sekolahku, serta saya udah pasrah tunggu hukuman yang hendak diberi Dedi jika dia melihatku menggunakan celana dalam ini.
"Eh Pan Pan… gak bisa… aku dahulu donk! Elo ini dahulu", sergah Dedi lalu menarik terlepas penisnya dari mulutku.
"Iya iya…", gerutu Pandu lalu berganti status dengan Dedi.
Saya diam dengan jantung yang berdetak kian cepat. Dua pelajar keji ini bakal selekasnya melumatku dalam gudang ini, namun yang amat kutakutkan yakni Dedi. Kehadiran Pandu ini menghancurkan semuanya rencanaku. Mestinya barusan itu saya dapat lolos dari gudang ini tak perlu ngeseks dengan Dedi, tapi…
Tidaklah ada waktu untukku buat berpikiran maupun berleha leha. Tau-tau badanku udah diambil berdiri oleh mereka berdua, lalu ke-2 kakiku yang direntangkan cukuplah lebar. Selanjutnya dengan peringkat ke-2 kakiku yang selalu begitu, tubuhku direbahkan di depan. Pandu telah mengacung penisnya yang nyatanya juga ereksi itu di muka parasku, meminta service oralku.
TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D
Dengan jengkel saya mengulum penis Pandu, dan saya keluarkan semuanya tehnik oralku supaya Pandu cepat capai pucuk dan nanti dia tidak turut nikmati lubang vaginaku sesudah Dedi usai nikmati badanku. Sedangkan kurasakan celana dalamku didesak pencet oleh jemari tangan Dedi, cocok pada sisi bibir vaginaku. Dedi telah ketahui. Saya pejamkan mata serta pasrah terima nasibku.
"Lho cantik… siapakah yang suruh kamu gunakan? Ooo… maka itu kamu barusan nawarin ngemut kontolku, karena kamu masih ingat kan apa yang dahulu saya omong kan?", bertanya Dedi dengan 1/2 menyentak.
Saya tidak berani menjawab, tidak berani melihat. Ingin rasanya saya menangis, tetapi saya gak pengin kelak rekan temanku khususnya Jenny justru menanyakan bertanya bila kelak mataku kelihatan sembab.
Saya cuma dapat pasrah dan terus mengoral penis Pandu, sembari tunggu hukuman yang bakal diberi Dedi padaku.
"Mmmkh…", saya mengesah terhenti sewaktu kurasakan jemari tangan Dedi menerobos masuk ke lubang vaginaku masih yang tertutup celana dalam ini.
Jemari tangan itu bergerak gerak dalam sana, mengundang kesan yang aneh sewaktu saya memahami celana dalamku mengorek ngorek dinding lubang vaginaku. Saya mengerang dan terus mengesah ketahan, tetapi saya tidak lupa jika saya mesti memaksakan penis Pandu yang ada dalam mulutku ini lekas berejakulasi.
"Mmmh… aaahh…", saya gak kuat kembali, saya mendesah dan meronta kesakitan sewaktu saya rasakan pedih pada vaginaku, sampai penis Pandu lepas dari kulumanku.
"Sedap kan Elok?", sindir Dedi saat saya melihat ke belakang untuk menyaksikan apa yang tengah dilakukan Dedi.
Saya menyaksikan sisi bawah celana dalamku tarik ke atas. Ternyata itu membikin sisi depan celana dalamku ini terlipat, serta menggesek masuk ke bibir vaginaku. Saya memandang Dedi dengan memelas, meminta belas kasihannya untuk hentikan semuanya ini.
Tetapi Dedi sungguh-sungguh mau menghukumku. Celana dalamku ini digeret ke atas serta kebawah sampai kesan yang menimpa bibir vaginaku ini tambah jadi selesai. Di antara pedih dan nikmat.
"Aduuh… sakit Deed…", saya mulai merengek-rengek, namun Dedi cuma ketawa tawa.
"Telah, gak boleh ngoceh lagi! Teruskan!", tiba-tiba Pandu memutar kepalaku sampai parasku kembali menghadap penisnya, dan Pandu selekasnya menjejali penisnya itu ke mulutku.
"Mmmph…", saya mendesah ketahan, namun sekarang ini saya gak punyai alternatif lain, saya harus menambahkan service oralku buat penis Pandu.
Di belakangku, Dedi ternyata sudah tidak sabar buat nikmati badanku. Saya merasai sisi bawah celana dalamku disingkap, serta sebuah benda pijakl, hangat serta lumayan besar, yang benar kepala penis Dedi itu, saat ini melekat dan memojokkan bibir vaginaku.
Badanku mengartikulasikanng sekejap sewaktu penis Dedi memisah lubang vaginaku dan selalu melesak masuk. Saya pejamkan mata membatasi sakit, dan selanjutnya saya terus usaha meneruskan service oralku buat penis Pandu pada saat Dedi mulai memompa lubang vaginaku.
Sekali ini Dedi perlakukanku dengan sedikit kasar. Dia menggenggam pinggulku, menarik badanku ke arahnya tiap-tiap dia menyikatkan penisnya, sampai penisnya berasa menikam demikian pada dalam lubang vaginaku. Sekian kali saya melenguh terbendung, dan saya mulai gak dapat fokus buat mengoral penis Pandu.
Oleh karena itu saya harus kian menanggung derita waktu Pandu menggenggam sisi belakang kepalaku sampai mukaku melekat di muka selangkangannya. Saya harus berusaha membatasi mual gara-gara berbau apek yang mengenai hidungku, saya mesti mengendalikan merasa sakit bersatu nikmat di lubang vaginaku yang dipompa habis habisan oleh Dedi.
Sekarang saya cuman mengharapkan pasienanku ini selekasnya usai. Saya mengharap pakaian seragam sekolahku ini tak lecek serta basah oleh keringatku sesudah saya tuntas disetubuhi oleh dua begundal ini. Sesudah saya kumpulkan seluruh tenagaku, saya melingkarkan ke-2 tanganku ke belakang bokong Pandu, lalu saya mengisap dan mengisap penis Pandu kuat kuat.
CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN CANTIK ELIZA PART3
"Oooh…", Pandu mulai melolong serta kurasakan dia akan melepas penisnya dari gempuranku, barangkali dia sudah tidak dapat membatasi kesenangan service oralku.
Tetapi saya tidak pengin melepasnya, saya mesti membuat cepat berejakulasi. Dengan ke-2 tanganku yang kugunakan buat membatasi badan Pandu, penis itu kujilat memutar, lalu kepala penis itu kucucup kuat kuat dan sejenak selanjutnya penis itu kembali kucelupkan dalam kuluman mulutku. Seluruhnya kulakukan di tengahnya gencarnya sikatan penis Dedi pada lubang vaginaku.
"Aahh… enaknya seponganmu Elizaa…", erang Pandu kesenangan sewaktu kurasakan cairan sperma Pandu menyemprotkan, penuhi rongga mulutku.
Pada akhirnya bajingan tengik ini keluar juga. Saya menelan seluruh cairan di mulutku ini, tetapi saya gak pengin Pandu bisa lolos demikian saja. Dia telah menghancurkan rencanaku tadi semestinya telah sukses. Saya benar-benar jengkel kepadanya.
Saya terlintas bagaimana saya bersama Jenny, Sherly dan Cie Stefanny tempo hari sukses menaklukkan tiga pejantan di rumahku, serta kupikir saya barangkali dapat menggunakan metode yang serupa buat melepaskan kedongkolanku di Pandu. Saya lagi mengisap penis dalam mulutku ini meskipun penis itu udah melunak benyek.
"Ooh… sudaah… ampuun…", Pandu melolong lolong gak kuat terima gempuranku, tetapi saya tetap belum usai dengannya.
Saya lagi menarik serta menarik penis Pandu, hingga kemudian dia menguik nguik seperti disembelih saja. Selanjutnya saya hentikan kulumanku pada penis Pandu, dan saat saya membebaskan tanganku, Pandu langsung ambruk lemas, sama dengan nasib banyak pejantan di rumahku yang tergolek sehabis saya dan banyak pujaan hatiku balik memerkosa mereka.
"Oooh… kamu betul-betul pelacur, Cantik… ooooh…", Dedi meracau serta menusukkan penisnya dalam dalam lubang vaginaku.
Dadaku ibaratnya akan meletus di saat saya dengar penghinaan Dedi barusan. Seusai Dedi usai siramkan spermanya dalam lubang vaginaku, saya selekasnya berdiri, balik tubuh, serta sekali ini saya menampar Dedi.
‘plaak… plaak…', kedua kalinya saya menampar pipi Dedi, keras sekali.
TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D
Dedi terkesima menatapku seperti tidak sangat percaya dengan yang barusan terjadi.
"Brengsek, kamu masih dapat bisanya mengolok saya", desisku dengan suara gemetaran sangking geramnya.
Kondisi di gudang jadi diam. Deru detak jantungku dapat kudengar secara terang. Saya menggigit bibir menghentikan tangis. Saya sangat sakit hati di saat Dedi menyebutku pelacur.
Tiada mempedulikan mereka kembali, saya selekasnya keluar gudang ini. Namun saya sadar jika saya harus mengatur diriku di toilet, sekalian sekurangnya saya mesti bersihkan tersisa sperma Dedi yang menetes dari bibir vaginaku.
Di toilet, saya lekas membawa rok seragam sekolahku, serta saya ambil tissue yang ada untuk mengelap lelehan sperma di sekeliling pangkal pahaku. Sejumlah tissue kuambil dan kuselipkan di sisi dalam celana dalamku yang sedikit basah, supaya bisa membantu rasa gak nyaman pada selangkanganku.
Serta sekali ini saya tidak kuat kembali, saya menangis tersedu-sedu. Kenapa saya mesti terima ejekan sebagai berikut? Dengan berurai air mata, saya beres-beres rambutku di muka cermin, lalu saya menyusuti air mataku dengan tissue. Untung make-up tipis di parasku tidaklah sampai hancur gara-gara air mataku.
‘kriiing…', bel tandanya jam pelajaran berpindah udah keluarkan bunyi.
Saya cepat keluar toilet serta saya sedikit lari ke kelasku. Diperjalanan saya memandang pak Totok yang baru keluar kelasku, serta aku terus menjumpainya.
"Selamat siang pak. Maaf saya barusan tau-tau sakit di perut, jadi tidak dapat turut pelajaran pak Totok", saya menegur pak Totok sekalian memberikan argumen kenapa saya barusan tidak dapat ada di kelas.
"Selamat siang Eliza. Ya, tak apa apa. Kelak kamu dapat pinjam catatan temanmu, tidak ada quiz atau ulangan tiba-tiba ini hari. Eh… Eliza? Kamu habis menangis? Ya ampun… barusan perutmu tentu sakit sekali ya? Saat ini kamu masih sakit? Jika masih sakit kamu dapat istirahat di ruangan UKS", kata pak Totok.
CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN CANTIK ELIZA PART3
‘Uh… UKS? Gak deh… saya tak ingin terkena bencana buat ke-2 kalinya di sekolah hari ini', pikirku dalam hati.
"Tidak perlu pak, Eliza udah lebih enak. Terima kasih pak, saya kembali lagi ke kelas dahulu", jawabku sekaligus pamit di pak Totok.
"Baik, silahkan Eliza. Selamat siang", kata pak Totok.
"Selamat siang pak", kataku dengan lega, serta saya lekas kembali tuju ke kelas untuk ikuti jam pelajaran paling akhir.
IV. Suatu Janji Yang Menyenangkan
"Sayang… kamu mengapa kok lama sekali di WC? Saya sudah nyaris susul kamu lho…", bertanya Jenny saat saya udah duduk di sampingnya.
"Tadi… saya setelah sakit di perut Jen", jawabku lambat.
"Eh…? Mengapa kamu sayang? Kamu sesudah nangis ya?", bertanya Jenny kembali dengan khawatir.
"Iya, barusan perutku tiba-tiba sakit sekali, saya gak kuat metahan sakitnya, jadi saya hingga sampai nangis. Tetapi saya sudah tambah enak kok saat ini Jen", saya tidak jujur biar Jenny stop mencemaskanku
"Saat ini perutmu telah gak sakit?", bertanya Jenny kembali dengan kasihan.
Saya geleng-geleng kurang kuat sekalian usaha tersenyum pada Jenny.
Sesungguhnya saya terasa sedikit tidak nikmat sebab saya mesti bohong pada Jenny yang demikian perhatikan dan mengasihiku. Perasaan salah ini sedikit mengacauku, walaupun saya tahu ini yaitu yang terbaik, ketimbang ada yang dengarkan perbincangan kami waktu saya menyatakan apa yang sebetulnya berlangsung padaku saat saya ada pada toilet, ataupun lebih persisnya di gudang barusan.
Namun tidak lama setalah itu Jenny udah kembali repot menarik serta mengejekku masalah Andy. Manalagi waktu jam paling akhir ini hari guru yang mestinya mengajarkan di kelas kami tidak masuk, maka dari itu kami bebas belajar sendiri. Jenny tambah bergairah menarikku, serta saya telah kehilangan akal untuk membalasnya ledekan Jenny, sampai saya cuman dapat tersenyum malu.
Dan saat lagi saya gak tahu harus melakukan hal apa, tau-tau saya melamunkan Andy.
TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D
Apa ya yang kurang lebih tengah dikerjakan Andy? Apa yang lebih kurang ada pada pemikiran Andy kini? Apa dia memikirku? Tiba-tiba saya udah berasa kangen pada Andy.
"Duh… bidadari yang ini kembali kasmaran deh… sampai sampai saya tidak dipandang kembali", keluh Jenny.
"Siapa sich…", saya kembali lagi coba menghindar.
"Begitu ya? Bila gitu… kelak saya bilangin ke Andy ah…", kata Jenny sembari menyaksikan ke atas.
"Jeen… apaan sich… memang kamu pengin omong apa ke Andy?", saya merengek-rengek.
"Mmm… saya pengen katakan apa ya… saya pengin omong, bila Eliza tidak sukai dengannya", Jenny menjawab dengan jenis cuek bebek sembari mulai membunteli buku bukunya ke tas sekolahnya, sebab bel pulang sekolah benar-benar barusan mengeluarkan bunyi.
"Jeen… tidak boleh begitu dong… aku…", saya mulai was-was bila kalau Jenny bersungguh-sungguh dalam kata ujarnya, dan saya serta lagi merengek-rengek.
"Jika getho kamu gak boleh menghindari selalu sayang, ngaku saja dech!", Jenny kembali merayuku.
"Aku…", saya tidak dapat berbicara apa apalagi serta mukaku rasanya panas sekali.
Jenny menatapku dengan senyuman iseng. Saya cuma dapat tersenyum malu sekalian menata semua buku dan alat tulisku ke tas sekolahku. Seusai doa pulang, saya serta Jenny siap-siap keluar kelas saat Sherly tiba-tiba ada di muka pintu kelasku.
"Duh…", saya berniat mengeluhkan di saat saya menyaksikan Sherly tersenyum senyuman.
"Mengapa sayang?", bertanya Sherly yang dekatiku.
"Kalian ini pengin hingga sampai kapan sich baru suka nggodain saya?", tanyaku dengan memelas.
"Sampai kamu jadian sama Andy, dan nraktir kita kita", kata Jenny dan Sherly nyaris berbareng dan mereka ketawa suka.
"Ssstt!! Apaan sich? Bila lainnya dengar bagaimana coba!", saya marah-marah dengan was-was.
"Maka dari itu gak boleh ngelamun saja sayang… simak donk di sini sudah tinggal kita bertiga saja", kata Jenny sembari merengkuhku.
CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN CANTIK ELIZA PART3
Saya memandang ke seputarku, nyatanya memang kelasku ini telah kosong selainnya kami bertiga. Namun tetap juga saya risau bila ada yang dengar ujaran mereka barusan terkait saya jadian sama Andy. Saya gak mau Andy dengar gosip yang tak tidak, saya tidak ingin hubunganku dengan Andy yang barusan mulai bersemi ini jadi hancur.
"Yok, kita temani kamu hingga ke mobilmu ya", kata Sherly lalu menggamit tanganku.
"Namun, saya ingin mencari minuman dahulu, saya haus nih. Kalian lebih dulu saja dech", saya coba berikan argumen buat pisah pada mereka, agar saya gak tak henti menjadi bahan ledekkan mereka.
"Ya tidak apa apa, bertepatan saya pun haus. Saya temani kamu ke kantin dech sayang", kata Jenny.
"Saya haus kok. Ya telah kita ke kantin dahulu saja", kata Sherly yang sekarang telah tarik tanganku.
Saya tidak mempunyai argumen kembali, karena itu saya menurut saja didampingi mereka berdua ke kantin. Tentunya ledekan mereka kepadaku kembali bersambung, serta saya cuman dapat tersenyum malu.
Sampai di kantin, hatiku jadi risi sewaktu saya menyaksikan sang cebol. Saya terkenang tingkah laku busuknya di gudang barusan pada Cie Fifi.
Tetapi saya usaha punya sikap biasa. Ditambah lagi Cie Fifi udah menegur kami serta bertanya apa yang kami pesan. Sehabis kami bertiga tuntas minum, kami lekas bayar pesanan kami dan mohon pamit di Cie Fifi.
BERSAMBUNG...