TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D
CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN CANTIK ELIZA PART4, Hasrat-Bispak22 "Eh kalian simak gak, sang cebol barusan itu… matanya jelalatan terus lihatin dadanya Cie Fifi… kurang ajar dech intinya", gerutu Sherly saat kami ketujuan parkir mobil.
"Periode iya Sher? Saya tidak lihat sich", bertanya Jenny.
"Kamu sich, yang ditilikin hanya Eliza. Berhati-hati lho Jen, kelak yang cemburu tidak sekedar saya saja lho!", kata Sherly dengan suara menarik.
"Kalian ini… apaan sich…", saya meratap kecewa walau sesungguhnya hatiku puas sekali dengar seluruh ledekan mereka itu.
"Lhoo… kan betul-betul betul, bukan saya saja yang dapat cemburu, tetapi yayangmu kan", goda Sherly kembali, dan Jenny turut ketawa melihatku gak dapat menjawab.
Habis dech saya, mereka berdua seperti bekerja bersama buat menghinaku habis habisan dari sejak kantin hingga sampai ke parkir mobil. Tiada yang dapat kulakukan, saya telah tak dapat membalasnya kalimat mereka dan pasrah saja disertai ke-2 doiku ini, yang sampai hati membuatku lagi tersenyum malu sesuai ini.
"Lhoo… Andy itu nungguin kamu sayang. Hayo, kalian janjian ya?", goda Sherly di saat kami telah dekat sama mobilku.
"Hai Andy… nungguin Eliza ya… nih kukembalikan dech Elizanya", Jenny menegur Andy sekalian menghina kami berdua.
"Hai Eliza… hai Jenny… Sherly…", sapa Andy yang setelah itu menunduk malu, kemungkinan sebab ledekan Jenny itu.
"Hai pun Andy… Eh Eliza, kamu kok diam saja sich?", Sherly langsung mengejekku seusai membalasnya sebutan Andy.
Sekarang saya cuman dapat turut menunduk malu. Karena sebab Jenny serta Sherly, saat ini lidahku rasanya kelu sampai cuma untuk menegur Andy.
"Ya sudah dech, kami titip Eliza sama kamu ya Andy. Tak boleh dilenyapkan lho!", kata Jenny yang tiba-tiba suara suaranya jadi galak.
"I… Iya", jawab Andy dengan nada lambat.
"Awas kalaupun kamu hingga sampai hilangkan Eliza, Andy", kata Sherly dengan sama galaknya.
"I… Iya…", Andy menjawab kembali dengan nada sepelan barusan.
CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN CANTIK ELIZA PART4
Mukaku rasanya nyata-nyata panas. Entahlah, barangkali mukaku telah semerah kepiting rebus. Saya memandang mereka berdua dengan dongkol bergabung puas serta malu, namun mereka berdua punya sikap seakan tidak ada apa-apa sampai saya jadi makin gaungs dari mereka berdua.
"Ya telah Eliza, saya pulang dahulu ya, bentar kembali saya les sama Cie Stefanny tuch. Andy, saya pulang dahulu ya", kata Jenny yang mengedipkan matanya dengan lucu sembari lambaikan tangan.
"Saya turut kamu saja ya Jen. Dah, Eliza… Dah Andy…", kata Sherly yang lambaikan tangannya.
Saya balas melambai-lambaikan tangan sekejap dari mereka berdua. Sebelumnya saya kembali menunduk malu, saya memandang selintas, nyatanya Andy pun mengangkat tangannya pada Jenny serta Sherly.
Diam diam saya terasa sedikit iri mengayalkan apa yang lebih kurang hendak terjadi di dalam rumah Jenny seusai ini. Apa lagi Sherly ikut pula ke situ. Barangkali Sherly serta Jenny akan ajak Cie Stefanny bermesraan atau juga bercinta, dan perlahan-lahan nafsuku mulai naik mengandaikan semuanya.
Namun saya sadar saya gak boleh mengandaikan beberapa hal yang dapat menghidupkan hasratku saat saya masih di sini bersama Andy, lantaran saya tidak pengin membuat malu diriku sendiri. Bahkan saya tidak boleh kehilangan fokusku kini. Saya tidak pengin Andy menduga saya gak perhatian kepadanya bila nanti obrolanku gak menyambung lantaran pikiranku yang melayang-layang ke mana saja.
"Hai Eliza…", Andy menyapaku kembali pas waktu saya memandang Andy.
"Hai Andy…", sekali ini saya dapat balas menegur, kendati dengan hati yang berdebar-debar tidak karuan.
Kami kembali termenung sejenak lama waktunya. Saya coba cairkan kondisi yang canggung ini.
"Andy, kamu betul sedang nungguin saya?", saya menanyakan pada Andy.
Andy tersenyum malu dan menggangguk.
"Mengapa?", tanyaku dengan penuh rasa ingin mengetahui apa lebih kurang jawaban Andy.
"Aku… aku…", Andy tergagap kuatir.
TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D
Saya tersenyum geli memandang kekhawatiran Andy. Meskipun tentu saya terasa puas, tetapi saya mulai ingin tahu kenapa Andy tungguku di sini. Apa Andy ingin menuturkan suatu hal padaku?
Kembali kembali saya mengeluh dalam hati, dengan seluruhnya perhatian yang diberi Andy padaku ini, tetap kami ini belum juga dengan status sepasang pacar.
Biarpun demikian, besar impianku jika pada tempo dekat kami berdua dapat sungguh-sungguh jadian, dan… dan…
"Eliza… eeh… kelak malam… bisa saya telpon kamu?", bertanya Andy membubarkan lamunanku.
Saya terasa seperti tersambar petir pada siang hari yang benar-benar ceria ini, lalu hatiku rasanya seperti disiram air es yang benar-benar dingin. Nyaris saya tak sadar diri, dan saya hampir tidak yakin dengan pendengaranku.
Tapi… oh, terima kasih Tuhan… berikut saat yang kutunggu nantikan sejak mulai saya berbicara dan kenal Andy di kelas 1 SMA. Pada akhirnya Andy mulai berani jelas terangan usaha dekatiku, serta saya mulai berani mengharap, mudah-mudahan mimpi elokku dapat selekasnya tercapai.
"Bisa", saya menjawab sembari menunduk, serta saat ini tukar saya yang tersenyum malu bersatu rasa puas yang sangat begitu.
"Jika gitu… saya malam nanti telpon kamu ya… jam delapan malam bisa Eliza?", bertanya Andy kembali.
"Iya… jam delapan malam boleh… aku… saya nantikan ya", saya bercakap perlahan, dan parasku berasa panas.
"Iya… jam delapan malam", kata Andy.
Jantungku berdetak dengan cepat, hingga sampai rasanya saya dapat dengar degup jantungku sendiri. Ini merupakan sebuah janji yang memuaskan buatku.
"Saya pulang dahulu ya Andy…", saya minta pamit pada Andy sehabis kembali lagi kami tercenung cukuplah lama.
"Oh iya… saya pula pulang dahulu Eliza. Take care ya…", kata Andy.
"Iya, kamu pula take care ya Andy…", kataku dengan jantung yang kembali berdetak cepat.
Saya masuk ke mobilku sehabis sama-sama lambaikan tangan dengan Andy. Saat ini saya diperjalanan pulang, dengan hati yang paling berbahagia. Andy dapat mengontakku malam nanti, entahlah apa yang bisa kami bahas.
Kunjungi Juga : Pencuri Jackpot & Pemburu Hadiah
Yang pasti ini hari saya puas sekali, serta saya tidak sabar tunggu waktu ini berputar-putar hingga sampai jam delapan kelak, mendatangkan waktu yang cantik bagiku.
V. Kenakalanku Bersambung
Saya menghimpit klakson mobilku 1 kali di saat saya telah ada di muka pintu gerbang rumahku. Tidak beberapa lama kemudian saya menyaksikan Wawan yang memberikan pintu buatku, dan saya jadi terpikir keusilanku barusan pagi. Saya menghentikan napas sembari masukkan mobilku ke garasi, siap-siap terima nasibku.
Tetapi saya sedikit terperanjat lihat ada mobil kokoku dalam garasi. Dan waktu saya memandang kokoku berada di dalam mobilnya, yang kelihatannya repot mengutak atik suatu dalam mobilnya, saya bernafas lega. Tiga pejantan yang jelas menempatkan sakit hati padaku itu tidak dapat seberani itu buat menyentuhku pada saat ada kokoku di sini.
Jadi saya turun dengan enjoy, dan merapat ke kokoku yang repot di mobilnya. Saya memandang Wawan yang menatapku dengan penuh hasrat, dan saya meleletkan lidah kepadanya dengan tenang tanpa khawatir dapat diapa apakan olehnya. Serta saat ini saya telah ada di dalam samping kokoku.
"Halo ko… diapain kembali sich mobilnya?", saya menegur kokoku.
"Oh… kembali masang CD lagu anyar nih", jawab kokoku.
"Lagunya siapa… saya pengen donk", saya mulai merengek-rengek.
"Iya iya saya membeli dua kok. Nih satunya", kata kokoku yang keluar mobilnya dan berikan satu kotak CD masih terbungkus ini padaku, Kedengarannya kokoku telah usai menempatkan CD lagu baru itu dalam CD changer mobilnya.
"Terima kasih ya ko", kataku dengan suka serta menimang-nimang nimang CD itu, lalu memulai membaca baca title lagu yang ada di dalam CD itu.
"Iya iya… mari makan dahulu, saya telah lapar nih", kata kokoku sekalian mengganggu rambutku sampai jadi sedikit awut awutan seperti berikut.
"Iih… apaan sich", saya bersungut-sungut serta kejar kokoku yang telah larikan diri ke dalam.
CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN CANTIK ELIZA PART4
Sekianlah jika saya bersua kokoku, kami kerap jadi sedikit ribut dalam gurau sesuai ini. Lalu kami makan bersama sekalian sama-sama ceritakan beberapa hal yang baru kami alami. Tentunya saya tak segila itu buat ceritakan seluruhnya kegiatan seksual yang kualami di kokoku.
"Me, saya kelak perlu handycam. Berada di kamu kan me?", bertanya kokoku saat kami telah tuntas makan.
"Oh iya… sesaat saya ambilkan ya ko", kataku sekalian membersihkan tanganku.
"Aku segera turut saja ke kamarmu me, sekaligus meriksa anti virus di komputermu", kata kokoku.
"Ok dech", kataku serta saya tunggu kokoku tuntas membasuh tangan, lalu kami keduanya sama ke atas ke arah kamarku sembari terkadang sama sama mengejek, dan sekali ini saya yang menang demikian saya gunakan Cie Stefanny sebagai bahan ledekan.
Saya melepaskan sepatu dan kaus kakiku, yang setelah itu seluruhnya kutaruh di almari sepatu. Saya jadi terlintas tempo hari, waktu Jenny serta Sherly ada mengantarku dan memandang sepatu Cie Stefanny.
Sekejap jantungku berdetak kuat. Tau-tau saya terasa takut mengayalkan apa reaksi kokoku kalaupun dia memandang Cie Stefanny tertidur di tempat tidur kamarku pada situasi telanjang bundar. Namun aku segera kembali tenang di saat saya sadar kalaupun tiada sepatu siapa saja yang di muka pintu kamarku.
Di kamar, saya menghidupkan AC serta buka gordin jendela. Selesai kokoku menata anti virus di komputerku dan handycam itu kuberikan kepadanya, kokoku minta pamit padaku, tukasnya ingin temani papi mama. Mereka akan pulang hari Minggu kelak, yang kemungkinan besar mereka pulang saat malam hari seperti biasanya.
Sekalian tutup pintu seusai kokoku telah keluar kamarku, saya mulai pikir, bermakna saya sendirian hingga esok malam. Serta saya tahu saya tidak mungkin bisa lolos dari gempuran tiga pejantan di rumahku ini bila saya tidak mengancing diri di kamarku.
TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D
Tetapi saya kebingungan memikir apa yang penting kulakukan waktu saya mesti makan nanti malam. Entahlah, barangkali saya harus membatasi lapar malam nanti. Yah, kira saja diet.
Karena itu saya menggembok pintu kamarku, tetapi sebuah ketukan ketika saya masih sedekat ini dengan pintu kamarku membuatku menjerit terkejut.
"Me, ada apakah? Ini barusan saya lupa kalaupun saya bawain kamu roti tawar serta keju hobymu", kudengar nada kokoku dari balik pintu.
Saya buka pintu lalu saya menghambur serta memegang kokoku dengan lega. Jantungku berdetak kuat, serta saya usaha menyantaikan diriku dengan menyelisipkan parasku di dada kokoku yang cukup area ini.
Kokoku balas merengkuh badanku secara halus, serta saya terus diam dalam dekapan kokoku.
"Me, ada apakah? Barusan kamu kok hingga menjerit begitu?", bertanya kokoku dengan terheran-heran.
"Aku… anu… memang siapakah yang tidak terkejut jika pintu yang anyar kukunci telah diketok semacam itu?", saya tidak setuju dan mendangak melihat kokoku, dan saya memasangkan muka cemberut.
"Ooh… sorry dech jika getho", kata kokoku lalu membelai rambutku dengan sayang.
Saya puas sekali dengan tindakan halus kokoku ini. Saya kembali menyelisipkan mukaku ke dada kokoku, serta saya rasa aman ada di dekapan kokoku.
Sesungguhnya saya gak pengin membebaskan kokoku pergi, saya mau nikmati merasa aman ini. Namun saya takut kokoku jadi syak wasangka dengan sikapku.
Jadi dengan berat hati saya melepas dekapanku di kokoku, lalu saya terima roti pemberian kokoku, tentu gak lupa saya mengucapkan terima kasih kepadanya.
Seusai kokoku keluar kamar, saya kembali menggembok pintu kamarku agar saat kokoku udah pergi, saya udah aman. Sekurang-kurangnya ini siang saya bebas dari problem pak Bijaksanain, Wawan dan Suwito yang jelas gak ikhlas membiarkanku tidak bekerja.
Serta roti yang dikasihkan kokoku ini nyata dapat menolongku dari rasa lapar sewaktu kelak saya harus terpenjara dalam kamarku sendiri, untuk mengelit hasrat tiga pejantan itu.
CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN CANTIK ELIZA PART4
Saat ini saya mau tidur siang barang sekejap, biar malam nanti saya tak letih atau mengantuk waktu Andy menghubungiku. Serta tentunya saya gak ingin lekas tidur demikian saja, saya ingin tubuhku bersih maka saya dapat tidur secara nyaman.
Karenanya saya siap-siap untuk lekas mandi. Sekalian menenteng handuk, saya berangkat ke kamar mandiku untuk mempersiapkan air hangat pada shower dengan memutar handel keran menuju yang kebanyakan.
Sehabis saya terasa air yang memancar dari shower ini tidak terlampau dingin, dengan rileks saya melepaskan pakaian dan rok seragam sekolahku, pun bra dan celana dalamku, lalu semua kutaruh dalam keranjang pakaian kotor.
Saya mengamankan pintu kamar mandiku serta saya selekasnya berdiri di bawah siraman shower air hangat ini sampai rasa penat yang menimpa badanku sedikit terobati.
Selesai seluruhnya badanku basah, saya mulai menganakemaskan badanku dengan cairan sabun mandiku yang halus, namun saya jadi menggigit bibirku sendiri saat saya menyabuni ke-2 payudaraku.
Berulangkali telapak tanganku menyenggol puting payudaraku tiada berniat saat saya mencuci ke-2 payudaraku, dan dari awalannya yang tidak berniat itu saat ini saya sendiri yang jadi berencana sentuh serta menarik ke-2 puting payudaraku sendiri.
"Mmmh…", saya mengerang nikmati rasa panas yang mulai menjalari badanku.
Saat ini saya mulai meremas halus ke-2 payudaraku sendiri, sembari mengandaikan Andy sedang mencumbu dan memanjakanku dengan mesra di kamar mandiku kini.
"Mmmh…", saya kembali mendesah dengan napas mengincar, sembari pejamkan mataku serta nikmati fantasy liar yang penuhi pikiranku ini.
"Ohh… Andy…", saya mendesah, dan bersamaan nafsuku yang tambah menggelegak, saya mulai meraba bibir vaginaku sendiri.
Seluruh rabaan serta penekanan yang kulakukan di bibir vaginaku dengan jemari jari tanganku ini membuatku mulai terlepas kontrol. Saya memikirkan Andy lagi mencumbuiku dengan mesra, pun tengah meraba serta meremas ke-2 payudaraku secara lembut sesuai ini.
TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D
Hasratku telah mulai kuasai diriku. Tanganku seperti bergerak sendiri, mencelupkan jemari telunjuk kananku ke lubang vaginaku. Rasa nikmat waktu jemari tanganku memikat lubang vaginaku sendiri membuatku memikirkan Andy mencabuliku dengan penuh cinta di kamar mandiku waktu ini.
"Mmm… ssshh…", saya mengesah, mendesah, dan menggeliang perlahan-lahan di bawah siraman air hangat yang nyaman ini, sembari nikmati nakalnya jemari tanganku yang merayu lubang vaginaku sendiri dan saya lagi mengayalkan Andy yang melaksanakan semuanya padaku.
Rasa panas mulai menjalari sekujur badanku, dan napasku kian tidak memiliki aturan. Saya pejamkan mataku dan ke-2 pahaku ini kurapatkan maksimal nikmati tiap-tiap detakan yang memunculkan rasa nyeri di lubang vaginaku.
Desahanku sudah memulai beralih menjadi dengusan, dan selang beberapa saat badanku tersentak sentak diterpa orgasme.
"Andyyy…", saya mendesah panjang, tidak kuat kembali terima semua kesan ini, serta saya menarik jemari telunjuk kananku dari capitan lubang vaginaku.
Dengan napas terengah-engah, saya lihat ke wilayah selangkanganku, di mana cairan cintaku terus merembes membasahi ke-2 pahaku. Ke-2 betisku kembali berasa pegal karena kenakalanku ini, dan tenagaku kembali lagi seperti lesap demikian saja tidak tahu ke mana.
"Duh… saya ini mengapa sich… kok jadi seperti ini…", saya menyambat lambat mengendalikan malu memahami kalaupun saya baru-baru ini bermasturbasi sembari mengandaikan Andy, serta saya usaha tekan hasrat birahiku ini.
Perlahan-lahan saya mulai sembuh dari kondisi terangsang ini, serta orgasmeku sudah berhenti. Rambutku jadi basah seluruh, dan saya menentukan untuk keramas sekaligus. Gak lupa saya bersihkan lubang vaginaku baru saja sempat disanggupi cairan cintaku ini, dan saat ini saya udah merasakan nyaman dengan badanku.
Seterusnya saya menghanduki rambut serta badanku sampai kering, lalu saya membelitkan handuk ini sampai tutup 1/2 sisi payudaraku hingga ke 1/2 pahaku.
Dan saya anyar keluar kamar mandiku, saat saya hampir menjerit saat saya memandang bayang-bayang sebagian orang di jendela kamarku tadi tirainya tidak kututup.
CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN CANTIK ELIZA PART4
"Kalian ini telah hilang ingatan ya!", saya 1/2 memarahi di Wawan serta Suwito yang asyik menyaksikaniku dari jendela kamarku
Saya sesungguhnya bukan tak ingat jika badanku ini telah berkali kali dicicipi serta dijarah habis oleh mereka. Tentu bertelanjang badan didepan mereka telah bukan perihal yang menakjubkan, manalagi kini badanku masih terlilit handuk mandiku. Namun tidak tahu mengapa, sekarang saya berasa dongkol diintip oleh mereka sebagai berikut.
Wawan dan Suwito bersikap tidak dengar kata kataku, serta mereka berdua menempatkan tangan mereka pada telinga mereka sekalian buka mulut mereka, seakan ingin saya mengulang kata kataku, sampai saya tambah geram. Menyaksikan sikap mereka ini saya tahu kokoku sudah pasti pergi. Bila kokoku belum pergi, mustahil mereka berani kurang ajar seperti berikut padaku.
Saya mengambil langkah ke jendela dan akan tutup tirai jendela kamarku ini, saat tiba-tiba terpikir suatu buah pikiran yang membuatku ingin ketawa.
Memandang mereka terus menyaksikaniku begitu, saya bukan menutupkan korden jendela kamarku, tetapi saya malahan melapangkan handuk yang membalut badanku, serta dengan perlahan-lahan saya turunkan handuk ini.
BERSAMBUNG...